Senator Somalia Mundur usai Pengakuan Israel

MOGADISHU — Gejolak politik Somalia kembali memanas setelah Senator Osman Dubbe secara dramatis mengumumkan pengunduran dirinya dari parlemen federal. Pengumuman ini disampaikan melalui platform X pada 28 Desember 2025 dan langsung menjadi viral dengan ribuan interaksi dari warganet.

Dubbe dalam cuitannya menyatakan bahwa ia tidak bisa lagi menjadi bagian dari sistem yang menurutnya menindas rakyat Somaliland. Ia menegaskan, "Loyalitas saya adalah untuk keadilan, martabat, dan kehendak rakyat saya." Pernyataan ini menunjukkan komitmen Dubbe terhadap keadilan dan martabat rakyatnya.

Cuitan tersebut mendapat perhatian luas, dengan lebih dari 4.400 like, 583 repost, dan 313 balasan hingga saat ini. Jumlah tayangan (views) mencapai 251.585, memperlihatkan betapa panasnya isu ini di kalangan pengguna X.

Salah satu respons pertama datang dari @XamdiTaako, yang menuduh Dubbe sebagai pengkhianat. Ia menulis, "Anda menjadi bagian dari parlemen Somalia untuk satu alasan: untuk merusak dan menghancurkan negara dari dalam," menekankan bahwa Dubbe dianggap gagal menjalankan misinya.

Balasan ini mendapat 194 like, menandakan dukungan dari sebagian netizen yang melihat Dubbe sebagai elemen destruktif dalam pemerintahan Somalia. Tuduhan pengkhianatan terhadap Dubbe pun menyebar luas di media sosial.

Tidak ketinggalan, @Zack_online23 menyoroti dugaan hipokrisi Dubbe terkait isu Gaza. Ia menulis, "Anda berbicara tentang penindasan, tapi berlari kepada mereka yang bersahabat dengan Zionis," menghubungkan pengunduran diri Dubbe dengan isu global yang sensitif.

Respons ini memicu diskusi lebih lanjut, dengan 103 like dan 8 balasan, memperlihatkan bagaimana isu lokal Somalia dapat terkait dengan konflik internasional. Diskusi ini menunjukkan bahwa keputusan seorang senator dapat memengaruhi persepsi global.

Sementara itu, @cjnas_ mengecam Dubbe secara tegas: "Anda seharusnya tidak berada di kekuasaan. Anda akan selalu menjadi pengkhianat bagi Somaliland." Balasan ini mendapat 95 like, mencerminkan sentimen anti-Dubbe di kalangan pendukung Somaliland.

Dukungan justru datang dari @HephzibaBehulah, yang menyambut baik keputusan Dubbe. Ia menulis, "Selamat datang kembali, Senator! Keputusan Anda untuk berdiri bersama keadilan dan rakyat Somaliland di momen historis ini sangat bermakna," disertai emoji bendera Somaliland.

Balasan positif ini juga viral, dengan 95 like dan 2 repost, menunjukkan adanya polarisasi di antara follower Dubbe. Dukungan dan kritikan seolah berjalan beriringan, menambah ketegangan di dunia maya.

@rassace menuduh Dubbe hipokrit dengan membagikan kutipan lama dari empat tahun lalu. "Ini yang Anda katakan 4 tahun lalu," tulisnya, disertai gambar yang mendapat 78 like, memperkeruh perdebatan.

Sementara itu, @SomHoncho mengancam dengan daftar "radikal pengkhianat heego". Ia menulis, "Kami akan meninjau lagi dalam 5 bulan ketika patriot sejati mengambil alih jabatan," lengkap dengan GIF video, dan mendapat 77 like.

@SaeedDhegarog justru mendukung sambil menantang: "Hebat. Selamat datang kembali. Sekarang, ajak teman-teman Anda yang lain untuk mengundurkan diri." Balasan ini dilihat 17.456 kali, menunjukkan minat luas meski tanpa tambahan like.

@Dhdblock1 menyebut Dubbe sebagai "parasit" yang membuat negara gagal. "Kami senang parasit seperti Anda telah pergi," tulisnya, dengan 66 like, memperkuat narasi pengkhianatan.

@Abdallesh langsung menuntut pertanggungjawaban: "Anda pengkhianat dan harus bertanggung jawab atas kejahatan Anda terhadap negara." Balasan ini mendapat 59 like, menambah tekanan pada Dubbe.

@mohab9561 menyangkal loyalitas Dubbe terhadap Somalia: "Anda tidak pernah setia pada Somalia, pengecut. Anda setia pada klan Anda." Dengan 57 like, balasan ini menyoroti isu klanisme dalam politik Somalia.

Secara keseluruhan, respons follower menunjukkan pembagian tajam: sebagian melihat pengunduran diri sebagai tindakan heroik, sementara sebagian lain menilai sebagai pengkhianatan. Diskusi ini membuktikan polarisasi pendapat yang tinggi di kalangan pengguna X.

Tidak hanya isu lokal yang muncul, diskusi ini juga menyentuh tema global seperti Zionisme dan Gaza, menjadikan topik ini menarik perhatian internasional. Keputusan Dubbe untuk mundur menghubungkan dinamika politik domestik dengan isu geopolitik yang lebih luas.

Pengunduran diri Dubbe bisa menjadi katalisator bagi perubahan politik di Somalia, terutama setelah Israel mengakui kedaulatan Somaliland. Banyak pihak memantau apakah tindakan ini akan memicu gelombang pengunduran diri atau reformasi di parlemen.

Akhirnya, cuitan ini menunjukkan kekuatan media sosial dalam membentuk opini publik, dengan ratusan balasan, komentar, dan interaksi yang terus bertambah hingga hari ini. Kasus ini menjadi contoh nyata bagaimana politik tradisional dan dunia maya saling mempengaruhi.

Posting Komentar

0 Komentar