Di tengah badai konflik yang melanda, Suriah ternyata menyimpan ambisi besar di bidang antariksa. Badan Antariksa dan Penerbangan Suriah (وكالة الفضاء والطيران السورية) atau The Syrian Space Agency, sebuah lembaga pemerintah di bawah Kementerian Komunikasi dan Teknologi, terus berupaya mewujudkan mimpi Suriah untuk menjelajahi angkasa.
Meskipun terdengar seperti mimpi di siang bolong bagi negara yang dilanda perang, ambisi ini bukanlah isapan jempol belaka. Pada 11 Desember 2018, Menteri Komunikasi dan Teknologi Suriah, Iyad al-Khatib, mengumumkan rencana ambisius untuk menyusun peta jalan program antariksa Suriah dan meluncurkan satelit pertama buatan Suriah ke orbit Bumi.
"Kami harus menyusun peta jalan untuk program antariksa Suriah, serta meluncurkan satelit buatan pertama kami ke orbit Bumi," tegas al-Khatib saat mengunjungi fasilitas penelitian antariksa. Pernyataan ini menunjukkan keseriusan pemerintah Suriah dalam mengembangkan teknologi antariksa, meskipun di tengah keterbatasan sumber daya dan tantangan politik.
Sejarah Suriah mencatat bahwa negara ini pernah memiliki kontribusi signifikan dalam bidang astronomi, terutama pada masa kejayaan peradaban Islam. Ilmuwan-ilmuwan Suriah seperti al-Battani telah memberikan kontribusi penting dalam pengembangan ilmu astronomi. Selain itu, Suriah juga pernah mengirimkan kosmonaut, Muhammed Faris, ke stasiun luar angkasa Mir pada tahun 1987, menunjukkan bahwa Suriah memiliki potensi di bidang antariksa.
Namun, konflik yang berkepanjangan telah menghambat perkembangan program antariksa Suriah. Prioritas pemerintah saat ini adalah memulihkan negara dari konflik dan memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya. Meskipun demikian, ambisi untuk menjelajahi angkasa tetap membara.
Badan Antariksa dan Penerbangan Suriah menyadari bahwa perjalanan menuju angkasa tidaklah mudah. Mereka menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan sumber daya, kurangnya infrastruktur, dan sanksi internasional. Namun, mereka tidak menyerah.
Salah satu langkah penting yang diambil adalah menjalin kerja sama dengan negara-negara lain yang memiliki pengalaman di bidang antariksa. Kerja sama ini diharapkan dapat membantu Suriah mengembangkan teknologi antariksa dan meluncurkan satelit pertamanya.
Selain itu, Badan Antariksa dan Penerbangan Suriah juga berfokus pada pengembangan sumber daya manusia di bidang antariksa. Mereka menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan untuk para ilmuwan dan insinyur muda Suriah.
"Kami percaya bahwa generasi muda Suriah memiliki potensi besar untuk mengembangkan teknologi antariksa," kata seorang pejabat Badan Antariksa dan Penerbangan Suriah. "Kami ingin memberikan mereka kesempatan untuk mewujudkan mimpi mereka."
Ambisi Suriah untuk menjelajahi angkasa mungkin terdengar mustahil bagi sebagian orang. Namun, bagi rakyat Suriah, ini adalah simbol harapan dan kebangkitan. Mereka percaya bahwa suatu hari nanti, bendera Suriah akan berkibar di angkasa.
Meskipun jalan masih panjang dan berliku, Suriah terus melangkah maju dengan keyakinan bahwa mimpi mereka akan menjadi kenyataan. Ambisi luar angkasa ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang semangat dan tekad untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Suriah.
Kini, usai Suriah dipimpin oleh Presiden baru Ahmad Al Sharaa, akankah industri antariksa tetap menjadi fokus pemerintah?
Sejarah Teknologi Antariksa Suriah
Suriah memiliki sejarah yang kaya dalam bidang astronomi, terutama pada masa kejayaan peradaban Islam. Berikut adalah penjelasan lebih rinci:
Era Umayyah dan Abbasiyah:
* Pusat Ilmu Pengetahuan:
* Pada masa kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah, wilayah Suriah, khususnya Damaskus, menjadi pusat ilmu pengetahuan. Banyak ilmuwan dari berbagai latar belakang berkumpul di sana, termasuk para astronom.
* Observatorium didirikan, dan terjemahan karya-karya astronomi Yunani kuno dilakukan, yang menjadi dasar bagi perkembangan astronomi Islam.
* Kontribusi Ilmuwan:
* Salah satu astronom terkenal yang berasal dari wilayah Suriah adalah Al-Battani (858-929 M). Ia lahir di Harran (sekarang di Turki tenggara, dekat perbatasan Suriah), tetapi banyak berkarya di Raqqa, Suriah.
* Al-Battani memberikan kontribusi penting dalam bidang astronomi, termasuk penghitungan yang akurat tentang panjang tahun matahari, katalog bintang, dan pengembangan trigonometri.
* Ada juga ilmuwan wanita yang bernama Mariam Al-Ijliya, yang mengembangkan Astrolab, instrumen astronomi klasik yang digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan waktu, posisi matahari serta bintang.
* Selain itu, ada juga Abu Ishaq Al-Zarqali yang berperan dalam meluruskan data geografis Ptolomeus dan menciptakan alat astronomi yang berbentuk datar bernama Al-Safiha.
* Pengaruh:
* Karya-karya para astronom Suriah pada masa itu sangat berpengaruh dalam perkembangan astronomi di dunia Islam dan Eropa.
Kosmonaut Suriah ke Stasiun Antariksa Soviet:
* Misi Soyuz TM-3:
* Pada tahun 1987, kosmonaut Suriah, Muhammed Faris, terbang ke stasiun antariksa Soviet Mir dalam misi Soyuz TM-3.
* Misi ini merupakan bagian dari program Interkosmos, yang memungkinkan negara-negara sekutu Uni Soviet untuk berpartisipasi dalam penerbangan antariksa.
* Penelitian Ilmiah:
* Selama misinya di Mir, Muhammed Faris melakukan berbagai eksperimen ilmiah, termasuk penelitian tentang pengamatan bumi dan kedokteran antariksa.
* Misi ini menjadi simbol kerjasama antara Suriah dan Uni Soviet dalam bidang teknologi antariksa.
* Dampak:
* Penerbangan Muhammed Faris menjadi kebanggaan bagi rakyat Suriah dan memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk mengejar ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan demikian, Suriah memiliki sejarah panjang dalam bidang astronomi, dari kontribusi para ilmuwan pada masa kejayaan Islam hingga partisipasi dalam penerbangan antariksa modern.
Dibuat oleh AI
0 Komentar