Ada Nuansa Persaingan Perancis dan Rusia di Kudeta Burkina Faso?

Kudeta Burkina Faso yang terjadi akhir September 2022 ini hanya berjarak beberapa bulan dari junta sebelumnya yang melakukan kudeta pada Januari lalu.

Jika sebelumnya dilakukan perwira pangkat letnan kolonel, kini dilakukan oleh Kapten Ibrahim Traore.

Dalam pernyataan, Ibrahim Traore yang ikut dalam kudeta sebelumnya menyatakan bahwa pendahulunya yang telah diangkat menjadi presiden interim tidak lagi fokus dalam mengemban amanat memberantas terorisme.

Tidak diketahui mengapa setiap presiden selalu pura-pura tak tahu dengan ancaman terorisme, namun kuat dugaan adanya permainan intelijen Perancis di dalamnya.

Permainan intelijen Perancis di penggalanga terorisme diduga oleh banyak negara di kawasan adalah upaya untuk mengijinkan intervensi pasukan Perancis yang seakan memberantas terorisme yang dibuat sendiri, padahal hanya untuk menguras SDA.

Kasus serupa terjadi di negara rerangga Mali yang kaya SDA uranium. Perancis akhirnya diusir oleh rakyat atas perintah Presiden Assimi Goita yang juga seorang perwira militer. Sebelumnya juga terjadi di Guinea.

Rusia kemudian menggantikan posisi Perancis. Anehnya, kelompok teroris langsung tiap dan tidak kelihatan lagi batang hidungnya saat Perancis hengkang.

Meski berusia 26 Tahun, Traore diperkirakan seorang berdarah biru karena sebelumnya juga terdapat pejabat presiden Burkina Faso bermarta Traore dan seorang panglima militer bernama Jenderal Teaore.

Pendahulu Traore yang digulingkan dianggap kurang bisa menerima masukan dari koleganya. Malah dilaporkan sering berpidato di depan para prajurit bahwa jika sipapun merasa kuat silahkan kudeta dan pimpinlah negara itu sesuai kehendak yang bersangkutan.

Ibrahim Traore diperkirakan menerima tantangan tersebut san kudetapun dilakukan.

Posting Komentar

0 Komentar