Isu Pemekaran dan Jabatan, Membaca Narasi Dua Kekuatan di Hadramaut, Yaman

Hadramaut kembali pusat perhatian di Selatan Yaman saat kedua belah pihak mulai saling memperebutkan perhatian warga.

Perebutan Hadramaut lebih kurang terkait isu pemekaran dan jabatan.

Dalam hal jabatan, banyak konflik di Yemen sebenarnya berhubungan dengan yang satu ini dan bisa merembes ke mana-mana.

Hal itu dimulai saat Aidarus al-Zoubaidi dipecat oleh Presiden Mansour Hadi darri posisinya sebagau Gubernur Aden.

Dia lalu menghubungi Uni Emirat Arab dan membentuk pasukan sendiri di bawah sebauh lembaga transisi Yaman Selatan bernama STC.

Adenpun dikuasai kembali dan akhirnya berujung pada pengunduran diri Hadi dan digantikan oleh Dewan Presidium yang diketuai oleh Presiden Rashad Al Alimi.

Zoubaidi kemudian ikut menjadi anggota sehingga perganti tersebut melegalkan apa yang sudah dia lakukan selama ini. Dapat difahami karena di belakanganya bukan saja UAE tapi juga AS, Perancis, Jerman dan belakangan Israel.

Kekuasan STC semakin melebar termasuh Shabwah, Abyan, Mukalla yang diduduki secara militer.

Sementara itu eks pangkalan militer UAE di Hadramaut dan Mahra juga menjadi milik STC.

Secara de facto saat ini semua kota-koata besar eks Negara Yaman Selatan kini sudah di tangan STC.

Masalahnya, pasukan pemerintah masih menguasai sebagai besar wilayah di luar kota-kota tersebut.

Berikut beberapa langkah STC untuk memperkuat posisi di Hadramaut.

1. Jabatan Gubernur Hadramaut di Mukalla sudah dipegang kader STC.

2. STC membentuk pasukan lokal bernama Hadramaut Defense Force dengan kekuatan 25 ribu pasukan untuk membantu Pasukan Elite Hadrami yang sudah lama dibentuk UAE.


3. Menggalang massa untuk mengusir Kodam Satu pasukan pemerintah di Seiyun dan digantikan pasukan STC yang baru dibentuk. Mereka menganggap Kodam Satu adalah pasukan dari utara atau dari luar.

4. Melalukan aksi sosial yang sifatnya pencitraan untuk melawan Kodam Satu yang dianggap hanya alat kekuasan bagi Partai Reformasi atau Al Islah yang mereka tuduh sebagai perpanjangan tangan Ikhwan dulunya dukungan Qatar 

5. Narasi mereka, Hadramaut harus dikelola warga Hadramaut. STC menghindari menyebut bahwa apa yang mereka lakukan adalah untuk mendegradasi pasukan pemerintah, tapi untuk menghalau kelompok Al Islah.

6. Mereka berharap kodam satu pindah ke Marib dan fokus melawan kelompok Houthi.

Sementara itu, Kodam Satu atau pendukungnya juga melakukan kontra narasi.


1. Pertama mereka setuju Lembah Hadramaut harus dikelola oleh orang Hadrami sendiri bukan STC yang datang dari Aden.

2. Mereka juga mempunyai pasukan hadrami tandingan khusunya di Pasukan Unit Keamanan Khusus yang secara struktur berada di bawah Kementerian Dalam Negeri atau bagian dari kepolisian daerah.

3. Mereka menyerukan otonomi atau merdeka untuk Hadramaut atau paling tidak Negara Al Katiri yang dulunya bagian dari protektorat Hadramaut terpisah dari Aden. Dengan demikian pasukan STC harus keluar dari Hadramaut dan kembali ke Aden.

Diperkirakan posisi kedua belah pihak ini akan berujung deadlock sampai titik tertentu di mana akan terbentuk garis pemisah sehinga secara de facto Hadramaut akan terbagi dua.

Presiden Rashad Al Alimi terkesan membiarkan konstalasi ini terjadi dan hanya menyerukan masing-masing pihak tidak melakukan kontak senjata.

Posting Komentar

0 Komentar