Namun sayangnya dia tidak langsung membentuk pemerintahan saat sudah berada di ibukota Kabul.
Perjalanan pulang Mulla Baradar dari Doha menggunakan pesawat militer Qatar ke Kandahar dianggap oleh berbagai pihak mirip atau serupa saat maskapai Perancis membawa pulang Imam Khomenei dari Paris.
Rombongan Mulla Barada juga mengular saat menuju ibukota Kabul.
Bahkan beberapa pejabat seperti utusan khusus PBB juga sudah menemuinya di Kabul.
Saat itu sudah terdengat berita bahwa Dewan Kepresidenan (sebelumnya diperkirakan bernama Dewan Wali) sudah diwacanakan di antaranya beranggotakan Hamid Karzai, Abdullah Abdullah, Gulbuddin Hekmatyar, Mantan Menlu/Mendag sebelumnya Atmar dan lain sebagainya.
Sebuah media bahkan sudah mewawancarainya Mulla Baradar saat bertemu utusan khusus Sekjen PBB. Bagaimana kisi-kisi pemerintahan Afghanistan seterusnya.
Namun hanya beberapa hari setelah itu, perubahan terjadi. Mulla Baradar tidak memimpin Dewan Kepresidenan seperti yang dirumorkan.
Posisi Presiden juga diganti dengan Perdana Menteri sebagaimana pada pemerintahan awal Taliban.
Mulla Badar bahkan hanya duduk sebagai salah satu wakil PM.
Apa yang terjadi saat itu?
1. Saat Mulla Baradar masih dianggap sebagai Presiden de Facto Afghanistan, Panjshir belum dikuasai secara utuh.
Kemungkinan Dewan Kepresidenan akan menjadi relevan jika Panjshir tak tunduk dan Ahmad Massoud akhirnya diangkat menjadi salah satu anggota dewan kepresidenan tersebut.
Namun akhirnya Panjshir dapat ditundukkan dengan mudah saat Panglima operasi Qari Fasihuddin yang merupakan orang Tajik berhasil ajak internal milisi perlawanan tersebut untuk bergabung.
Milisi anti Taliban di Panjshir dapat ditundukkan dari dalam walau perlawanan secara sporadis dari orang-orang Tajik di Panjshir masih berlanjut.
2. Mulla Baradar mempunyai posisi bergensi di Taliban. Mulla Akhtar Mansour pengganti Mulla Omar pemimpin Taliban bahkan adalah wakilnya di Rehbari Shura saat itu.
Namun karena Mulla Baradar keburu ditangkap di Pakistan, karir Mulla Akhtar Mansour akhirnya melejit menjadi pemimpin nomor dua walau hanya sementara karena keburu tewas jadi target drone AS.
Dia digantikan oleh Haibatullah Akhundzada yang kemudian berhasil membuat deal dengan AS untuk membebaskan Mulla Baradar dari penjara Afghanistan untuk menjadi Kepala Perwakilan Politik Taliban di Doha untuk berunding dengan AS.
Namun walau posisinya yang senior itu diduga dia tidak mempunyai kekuasaan riil dengan pasukan Taliban di Kabul.
Hal itu terlihat saat walau Mulla Baradar berada di Kabul namun dia tidak menempati Istana Kepresidenan.
Kuat dugaan Anas Haqqani yang memimpin pasukan khusus Badri 313 tidak dalam kendalinya sehingga media sempat berspekulasi bahwa Anas Haqqani merupakan pesaing Mulla Baradar untuk posisi Presiden.
3. Kembalinya para pejabat lama Taliban dianggap sebagai kebijakan tepat untuk mempersatukan kekuatan Taliban yang mulai pecah. Walau Anas Haqqani adalah anggota tim negosiasi damai Taliban di Doha yang diketuai Mulla Baradar, namun dualitas kepemimpinan keduanya dinilai akan menjadi bibit perpecahan di masa mendatang.
Walau kalangan 'yunior' atau yang sering tampil di media seperti Zabehullah Mujahid, Suhail Shaheen dll kelihatan tidak terlalu gembira dengan susunan kabinet, akan tetapi banyak yang menilai bahwa lembaga Dewan Wali yang beranggotakan 12 orang tersebut tepat untuk dipertahankan untuk mengakomodasi pemerintahan inklusif meski 5 di antaranya tetap orang Taliban.
0 Komentar