Dalam sebuah tayangan Youtube, Assad terlihat mengunjungi sejumlah industri berat dan pabrik semikonduktor dan melakukan tatap nuka dengan pelaku industri.
Menurut Assad, industri Suriah mulai bangkit paska konflik berkepanjangan. Karena ditopang dengan keinginan yang kuat untuk membangun bangsa.
Dia menambahkan bahwa seiring dengan sanksi caesar dari AS, industri dan pabrik-pabrik di Suriah sangat membutuhkan investasi untuk modernisasi.
Namun, kata dia, investasi tidak cukup untuk bisa melawan sanksi jika tak diiringi dengan tekad dan kemauan kuat.
Suriah dikenal sebagai 'Tiongkok'-nya yang mampu memproduksi berbagai produk dengan murah.
Sejumlah negara sudah mulai membuka pasar mereka ke produk Suriah khususnya Irak dan Aljazair.
Hubungan ekonomi dan perbankan juga secara bertahap mulai dbukan Uni Emirat Arab, Mesir, Libya, Yaman dan Kuwait dengan memperkuat hubungan bilateral. Iran dan Rusia bahkan tak terpengaruh dengan sanksi AS.
Namun Assad harus bekerja lebih giat lagi karena praktis dalam satu dekade kemajuan Suriah mandek.
Padahal dulu, Suriah dikenal sebagai negara yang mampu produksi satelit, meluncurkan kosmonot dan berbagai kegemilangan lainnya.
Assad juga seharusnya menjajaki kemungkinan kerja sama antariksa dengan konsorsium yang sedang dibangun oleh Rusia dan Tiongkok. Rencananya, Rusia dan Tiongkok akan membangun stasiun antariksa di Bulan.
Pelatihan pilot-pilot Suriah sudah kembali dilakukan di Rusia. Ini membuka kemungkinan Moscow dapat mensuplai pasokan pesawat canggih untuk memodernisasi AU Suriah seperti Mig-31 dan lain sebagainya.
0 Komentar