HTS masih masuk dalam daftar teroris di AS meski sudah berubah nama dari sebelumnya Jabhat Al Nusra yang dianggap bagian dari Al Qaeda.
Al Monitor mengutip sumber anonim yang mengatasnamakan kelompok Salafi bahwa Abu Muhammad Al Joulani yang menjadi pemimpin HTS dan SG telah melakukan penyimpangan dari ajaran Islam dengan berusaha mencari perhatian barat.
Sebuah bioskop yang dulunya bernama Al Zahra diubah namanya menjadi Royal Palace dan diijinkan untuk beroperasi di Idlib.
Al Monitor didirikan oleh Jamal Daniel seorang pengusaha Arab Amerika di Washington.
Salah satu editor Al Monitor Musthafa Al Kazimi berhasil menjadi Perdana Menteri Irak setelah sebelumnya menjabat sebagai kepala intelijen Irak.
Media ini fokus membahas berbagai isu di Timur Tengah khususnya pada kelompok yang dianggap berseberangan dengan kepentingan AS.
Al Joulani merupakan sosok misterius sebelum akhirnya membuka diri ke publik. Dalam sebuah wawancaranya dengan media AS, PBS Frontline, dia mengungkapkan bahwa selama kegiatannya di Suriah ketika konflik dimulai dirinya selalu berkoordinasi dengan intelijen AS.
Namun banyak media menuduh Al Joulani sebagai kaki tangan Bashar Al Assad karena diduga pernah menjadi tahanan pemerintahan di penjara maksimum Al Sednaya.
Ada juga yang menuduhnya pro Rusia karena mulai mengusir pejuang Chechnya dari Idlib yang menjadi oposan dan buruan Kremlin.
0 Komentar