Pembiayaan perang dari diaspora Suriah, yang menghindari wajib militer wajib, telah menjadi sumber pendapatan utama bagi rezim Bashar al-Assad yang kekurangan uang, kata sebuah laporan dari konsorsium pusat investigasi internasional.
"Laki-laki yang tidak membayar menghadapi ancaman aset keluarga mereka di Suriah disita," kata sebuah laporan yang dirilis oleh Proyek Pelaporan Kejahatan dan Korupsi Terorganisir (OCCRP).
Pendapatan tahunan dari sumber dana tersebut bisa antara USD2 dan USD3 miliar dalam lima tahun, ungkap OCCRP mengutip sebuah riset parlemen dari tahun 2015.
Layanan militer adalah wajib bagi pria Suriah antara usia 18 dan 42 dan tanggungannya meningkat secara signifikan pada Februari ketika seorang pejabat militer mengumumkan di media sosial bahwa peraturan baru akan memungkinkan otoritas untuk menyita properti yang menghindari aturan tersebut.
0 Komentar