Permasalahan adalah penggusuran warga Muslim Assal dati rumah nenek moyang mereka.
Apa yang terjadi?
Saat ini pemerintahan radikal Hindu BJP India di bawah Narendra Modi sedang menggencarkan politik persekusi kepada seluruh warga Muslim India yang berjumlah lebih dari 200 jutaan alias politik demografi.
Kebijakan populis ini dianggap akan semakin memperkuat hubungan partai dengan konstituen Hindu khususnya garis keras.
Politik persekusi itu sudah dilakoni oleh Modi sejak menjadi CM di Gujarat yang membantai 2.000-an penumpang kereta api. Bukan malah diselidiki, karir politiknya malah naik.
Islam sudah dipeluk oleh warga Assam sejak lama. Pada era Kesultanan Delhi beberapa kepala suku di Assam sudah memeluk Islam dan ikut menyebarkan Islam ke Tibet di era Bakhtiyar Khalji. (Baca selengkapnya) di abad ke-13.
Warga Assam juga berada dalam kekuasaan Islam Nawab Bengal selama ratusan tahun di masa jayanya saat kekuasaan Delhi menurun. Kekuasaan Bengal malah sampai ke Myanmar saat berkoalisi dengan Inggris.
Patut diketahui walau rakyatnya sebagian besar adalah Sunni, namun para Nawab Bengal dari era Mughal selalu orang Syiah.
Bengal sempat menjadi wilayah paling kaya di India sebelum akhirnya dikalahkan Kesultanan Islam Mysore dalam jumlah kekayaan negara.
Saat India merdeka dari Inggris dan dibelah menjadi India-Pakistan, Assam masuk ke dalam wilayah India.
Dari situ mereka mulai mengalami diskriminasi seperti tidak diberi KTP dan dokumentasi lainnya.
Warga yang tak berdokumentasi itu kebanyakan Muslim dan anak-anak cucunya sampai sekarang Menjadi korban kebijakan pemerintah dengan tuduhan macam-macam seperti imigran dan Bangladesh (dulu Pakistan Timur) atau Rohingya.
Padahal jangankan di Assam di Delhi saja banyak orang Islam yang dilepaskan kewarganegaraan dengan semena-mena dengan perundangan baru.
Politik melepas atau membatalkan kewarganegaraan juga dilakukan oleh Myanmar kepada wara Muslim Rohingya.
Tujuannya bukan untuk mengusir atau mengakui mereka punya negara terpisah, tapi untuk membiarkan mereka hidup dalam kondisi undocumented sehingga tidak dianggap layak menggunakan fasilitas negara.
Selain itu jumlah mereka di sensus alan terus dikurangi. Misalnya di sebuah wilayah yang mayoritas Islam hanya dihiyunh minoritas dengan alasan yang lain hanya imigran.
Assam dikenal sebagai wilayah mayoritas Islam kedua di India setelah Kashmir namun persentasenya selalu disebut minoritas 46 persen, bahkan diturunkan sampai ke angka 30 persen, dibandingkan Hindu dan Kristen.
Dalam konteks mikro, ini hampir mirip dengan praktik mempersulit mendapat KTP di Indonesia kecuali dengan biaya yang tinggi sehingga warga yang tidak ber-KTP akan terus menjadi kelas dua, terpinggirkan dan selalu menyembah ke pak RT. Bedanya di Indonesia Pak RT dan warga korbannya sama-sama Muslim hanya dipicu faktor ekonomi.
0 Komentar