Presiden Tajikistan Emomali Rahmon menyatakan dirinya tidak bisa menerima susunan kabinet Afghanistan yang dianggap tidak inklusif.
Sementara itu Wakil PM IEA Taliban Maulvi Abdul Salam Hanafi yang merupakan etnis Uzbek Afghanistan menyatakan bahwa terdapat setidaknya dua menteri dan setingkat menteri seperti panglima angkatan bersenjata yang merupakan orang Tajik Afghan.
Itu belum wakil menteri dan pejabat lainnya yang juga terdapat irang Tajik. Menurut Abdul Salam, kritik Tajikistan ini telah mengarah kepada campur tangan urusan negara lain.
Sebagaimana diketahui etnis Tajik merupakan yang kedua terbesar di Afghanistan. Jumlah warga Tajik di Afghanistan bahkan lebih banyak dari jumlah seluruh warganegara Tajikistan.
Pengamat memperkirakan bahwa sikap Rahmon yang ngotot itu karena dukungan Rusia secara militer sekaligus memperkuat posisi politik di dalam negeri untuk memperpanjang masa jabatannya.
Tajikistan bahkan sudah mensiagakan pasukan di perbatasan kedua negara dan tak menggubris imbauan dari Afghanistan untuk mengembalikan kekayaan negara yang dicuri pembelot seperti alutsista pesawat tempur, helikopter dan sejumlah uang.
Lebih dari itu, Kedutaan Afghanistan di Tajikistan juga hanya memasang gambar Amrullah Saleh sebagai presiden 'caretaker' Afghanistan. Rencananya, Tajikistan akan mendukung pembentukan pemerintahan tandingan di Dushanbe yang bakal akan memancing kemarahana Taliban.
Jika dilihat dari sejarah Rahmon pernah dibantu oleh Ahmad Shah Massoud saat masih hidup untuk mempertahankan kekuasaannya dari pemberontak Tajikistan. Massoud dikenal sebagai tokoh anti Taliban.
Fakta ini juga dinilai membuat Rahmon untuk terus mengganggu Taliban.
Walau Rusia telah mengeluarkan pendapat bahwa pangkalan militer mereka di Tajikistan hanya untuk menghalangi pihak yang ingin melakukan gerakan lintas batas, namun Iran telah lama memberi dukungan ke Tajikistan untuk melawan Taliban.
Jika krisis kedua negara tidak segera diselesaikan maka potensi konflik kedua negara semakin nyata jika dibandingkan konflik antara Iran-Azerbaijan yang kini memanas di perbatasan.
0 Komentar