Padahal, Daraa adalah salah satu provinsi yang sudah rekonsiliasi dengan pemerintah.
Wilayah ini tidak jatuh ke tangan pemerintah dengan peperangan sebagaimana Homs dan Hama tapi dengan negosiasi.
Dalam rekonsiliasi, semua pasukan oposisi menyerahkan senjata berat mereka dan bahkan sebagian ikut wajib militer digabungkan dengan Korps Kelima.
Namun, bukan malah kedamaian yang datang. Justru pembunuhan ekstrajudisial terjadi kepada individu yang selama ini bagian dari oposisi.
Puncaknya warga Daraa menolak ikut dalan pilpres yang belakangan dimenangkan Bashar Al Assad
Rejim akhirnya melakukan blokade ekonomi ke Daraa.
Walau tidak unik, blokade ekonomi juga pernah dilakukan oleh Assad ke wilayah yang tidak dalam kekuasaannya.
Misalnya ke wilayah SDC/AANES di Timur Suriah. Namun pemerintahan SDF itu bisa membalasnya dengan memblokade minyak. Mereka juga tidak terlalu terhimpit masalah ekonomi karena nasih bisa membeli produk dari Kurdistan Iran yang mereka kuasai perbatasannya.
Namun perbatasan Suriah ke Yordania di Daraa dikuasai oleh rejim.
Ini membuat blokade ini lebih parah dari Gaza dan mirip blokade ke Kamp Yarmuk yang membuat warganya kelaparan sampai makan rumput. Oposisi di Kamp Yarmuk dan Ghouta yang kena blokade akhirnya menyerah.
Masalahnya di Daraa tidak ada lagi oposisi. Tidak ada lagi pihak yang harus menyerah agar blokade dibuka. Daraa kini senasib dengan pengungsi Kamp Rukban yang hidup dalam blokade.
0 Komentar