Temel Kotil CEO Industri Penerbangan Turki Tegaskan Bisa Produksi Sendiri F-35 Jika Diizinkan


Temel Kotil CEO Turkish Aerospace Industries menegaskan bahwa ilmuwan Turki saat ini mempunyai kemampuan membangun F-35 versi Turki jika mempunyai legalitas untuk itu.

Turki memang sudah dikeluarkan AS dari program pengadaan F-35 namun ilmuwan Turki dapat mengembangkan sendiri berdasarkan beberapa spara part yang diproduksi di Turki.

Artinya jika Turki ingin ambisius menjiplak, atau pihaknya diizinkan melakukan hal itu melalui lisensi atau izin dari produsennya di AS, Turki dapat membangunnya dalam sebulan.

Hal itu dapat dipercaya saat Tiongkok sudah melakukannya dengan jet Shukoi buatan Uni Soviet.

Tiongkok kemudian mengeluarkan versi Shukoi mereka sendiri yang hampir mirip namun dengan beberapa dimensi yang berbeda. Rusia keberatan dengan hal tersebut namun tidak dugubris oleh Tiongkok karena mereka sebelumnya berurusan dengan Uni Soviet.

Jika Turki misalnya tiba-tiba mengeluarkan produk yang sama sengan F-35, AS bisa saja memberi sanksi lebih tegas ke Turki.

Walau begitu segala kemampuan ilmuwan Turki dalam penerbangan sedang difokuskan dalam pengembangan TFX.

Akan butuh waktu untuk mengeluarkan peotoripe karena mempunyai desain aerodinamik yang berbeda sehingga struktur dan sofwarenya akan baru sama sekali.


Turki sebenarnya bisa saja memproduksi F-35 tapi tidak dalam jumlah yang besar dan menempatkannya dalam Aggressor Squadron.

Turki juga nantinya bisa menawarkan paket upgrade ke pengguna F-35 sebagaimana Israel yang punya jasa upgrade Mig-21 walau mereka tidak operasikan pesawat buatan Uni Soviet tersebut.

Beberapa negara memang sengaja menurunkan kemampuan mereka agar tidak mendahului AS.

Jepang misalnya mempunyai kemampuan mengirim wahana antariksa ke asteroid tapi anehnya mereka tidak melakukan misi ke bulan yang secara teoritis lebih mudah.

Korea Selatan misalnya punya kapasitas membangu industri antariksa sebagaimana Jepang. Belakangan diketahui bahwa Seoul ternyata dilarang AS mengembangkan sistem propulsi roket. Belakangan baru diijinkan setelah Korut susah lebih maju.


Posting Komentar

0 Komentar