Keuntungan Ekonomi Nasional Jika JSS dan JSM Dibangun


Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda kembali menjadi perbincangan hangat setelah lama tertunda. Proyek raksasa yang digadang-gadang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera itu dinilai akan membawa dampak signifikan bagi pemulihan ekonomi nasional. Khususnya, bagi BUMN karya yang kini tengah merugi, kelanjutan proyek ini dianggap bisa menjadi napas segar.

BUMN karya dalam beberapa tahun terakhir menghadapi beban berat akibat utang dan proyek yang tak kunjung menghasilkan keuntungan. Dengan kehadiran Jembatan Selat Sunda, terbuka peluang besar bagi perusahaan konstruksi nasional untuk kembali menunjukkan kapasitasnya. Nilai proyek yang diperkirakan mencapai Rp225 triliun menjadi ladang kerja bagi ribuan tenaga teknik, logistik, dan rantai pasok lokal.

Tidak hanya sekadar proyek prestisius, jembatan sepanjang 27,4 kilometer itu juga diproyeksikan mampu menekan biaya logistik nasional. Selama ini, konektivitas antara Jawa dan Sumatera bergantung pada kapal feri yang terbatas. Jika jembatan berdiri, distribusi barang akan lebih cepat, murah, dan efisien. Dampaknya, daya saing industri nasional akan meningkat.

Pemerintah pernah menargetkan jembatan ini bisa beroperasi pada 2025. Namun, rencana tersebut kandas karena berbagai alasan, mulai dari finansial hingga regulasi. Kini, di tengah kebutuhan besar akan proyek strategis, Jembatan Selat Sunda kembali dinilai relevan untuk diteruskan. Apalagi, kondisi global menuntut Indonesia memperkuat infrastruktur agar tetap kompetitif.

Keuntungan lainnya, jembatan ini akan membuka kawasan-kawasan baru di sekitar Banten dan Lampung. Pertumbuhan kota-kota penyangga diperkirakan pesat, seiring arus investasi yang masuk. Kawasan strategis Selat Sunda pun bisa menjadi pusat ekonomi baru yang menyeimbangkan pembangunan antara Jawa dan Sumatera.

Para pengamat menilai bahwa melanjutkan proyek JSS juga menjadi strategi penyelamatan bagi BUMN karya. Dengan proyek yang terjamin pembiayaan dan manfaat jangka panjang, perusahaan konstruksi dapat mengurangi ketergantungan pada pinjaman jangka pendek. Proyek raksasa ini bisa menjadi batu loncatan untuk restrukturisasi industri konstruksi nasional.

Selain JSS, wacana pembangunan Jembatan Selat Malaka juga muncul ke permukaan. Jika dua proyek besar ini bisa diwujudkan, Indonesia akan benar-benar menjadi pusat konektivitas Asia Tenggara. Bayangkan, distribusi barang dari Singapura, Malaysia, hingga Sumatera dapat berjalan lancar melalui jalur darat. Potensi ekonominya tak terukur.

Dalam lima tahun ke depan, kombinasi proyek JSS, Jembatan Selat Malaka, dan penyelesaian Ibu Kota Nusantara (IKN) bisa menciptakan lompatan besar bagi ekonomi Indonesia. Ketiganya akan menciptakan rantai nilai baru, memperluas lapangan kerja, serta menarik minat investor asing. Infrastruktur tidak lagi sekadar proyek fisik, melainkan motor pertumbuhan nasional.

IKN di Kalimantan sendiri telah menjadi simbol pemerataan pembangunan. Jika disinergikan dengan JSS, maka konektivitas Jawa, Sumatera, dan Kalimantan akan saling terhubung. Dampaknya, pusat-pusat ekonomi tidak lagi bertumpu hanya pada Jakarta dan Jawa, tetapi menyebar lebih merata ke seluruh nusantara.

Pemerintah dipandang perlu menyiapkan model pembiayaan kreatif agar JSS benar-benar terwujud. Kolaborasi antara BUMN, swasta nasional, dan investor asing bisa menjadi jalan tengah. Dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), proyek besar tidak akan sepenuhnya membebani APBN.

Di sisi lain, proyek JSS juga memiliki nilai geopolitik. Dengan keberadaan jembatan ini, Indonesia memperkuat posisinya sebagai pengendali jalur strategis perdagangan dunia. Selat Sunda adalah salah satu jalur tersibuk di dunia, dan kehadiran jembatan akan memperkuat kontrol Indonesia terhadap pergerakan barang internasional.

Keamanan dan mitigasi bencana tentu harus menjadi perhatian utama. Mengingat Selat Sunda berada di kawasan rawan gempa dan tsunami, desain jembatan harus memenuhi standar tertinggi. Teknologi terbaru dalam konstruksi tahan gempa dapat diterapkan, sehingga keamanan pengguna tetap terjamin.

Proyek ini juga akan membuka peluang besar bagi riset dan inovasi dalam negeri. Universitas dan lembaga penelitian dapat terlibat dalam perencanaan, pengembangan material, hingga desain. Dengan begitu, JSS tidak hanya menjadi jembatan fisik, tetapi juga jembatan kemajuan ilmu pengetahuan Indonesia.

Dampak sosial ekonomi juga tidak bisa diabaikan. Ribuan tenaga kerja lokal akan terserap, baik dalam tahap konstruksi maupun setelah beroperasi. Kehadiran jembatan akan mendorong tumbuhnya UMKM di sektor jasa, perdagangan, hingga pariwisata. Potensi ini bisa menjadi jawaban atas masalah pengangguran.

Selain itu, JSS akan memperkuat integrasi pasar domestik. Harga barang di Jawa dan Sumatera bisa lebih stabil karena biaya transportasi menurun. Ketahanan pangan juga lebih terjamin karena distribusi hasil pertanian dari Sumatera ke Jawa bisa dilakukan lebih cepat.

Meski tantangan besar ada di depan, semangat untuk mewujudkan JSS semakin menguat. Apalagi, publik melihat bagaimana infrastruktur besar lain seperti MRT Jakarta atau jalan tol trans-Sumatera akhirnya berhasil dibangun setelah puluhan tahun hanya menjadi wacana. Harapan yang sama kini tertuju pada Jembatan Selat Sunda.

Dengan proyek ini, BUMN karya punya kesempatan emas untuk membuktikan diri. Dari sekadar perusahaan yang terbebani utang, mereka bisa kembali menjadi ujung tombak pembangunan nasional. Sejarah akan mencatat JSS bukan hanya sebagai jembatan fisik, tetapi simbol kebangkitan industri konstruksi dalam negeri.

Dalam lima tahun mendatang, jika JSS, Jembatan Selat Malaka, dan IKN berjalan sesuai rencana, Indonesia akan memiliki fondasi ekonomi baru. Infrastruktur akan menjadi penggerak utama, investasi asing akan meningkat, dan daya saing bangsa akan melonjak.

Pada akhirnya, Jembatan Selat Sunda bukan hanya tentang menghubungkan dua pulau besar. Ia adalah tentang menghubungkan masa lalu dan masa depan, tentang mengikat komitmen bangsa untuk maju bersama. Dari fondasi beton dan baja, lahir pula fondasi bagi kejayaan ekonomi nasional.

Baca selengkapnya

Posting Komentar

0 Komentar