Warga Golan Tolak Kewarganegaraan Israel, Perlawanan Berkobar di Tengah Ambisi Ekspansi Tel Aviv

Warga Suriah di Dataran Tinggi Golan dengan tegas menolak keputusan pendudukan Israel yang mendistribusikan kewarganegaraan Israel. Penolakan ini diwujudkan dalam bentuk pemogokan besar selama enam bulan, menunjukkan tekad kuat mereka untuk mempertahankan identitas dan tanah air mereka sebagaimana dilaporkan BBC beberapa tahun lalu.

Penolakan ini bukan sekadar masalah kewarganegaraan, tetapi juga merupakan bentuk perlawanan terhadap pendudukan ilegal Israel yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Warga Golan menegaskan bahwa mereka adalah pemilik sah tanah mereka dan bahwa Golan adalah bagian tak terpisahkan dari Suriah.

Tiga belas tahun lalu, sebuah proyek bernama "Kenali Semua Orang" diluncurkan sebagai upaya untuk memperkenalkan kekayaan alam dan sejarah Golan kepada dunia. Proyek ini menyelenggarakan kelompok-kelompok dari berbagai usia untuk menjelajahi keindahan Golan, yang kaya akan alam, air, air terjun, dan lembah.

Namun, di balik keindahan alam Golan, tersimpan ambisi ekspansi Israel yang terus berlanjut. Tel Aviv tidak hanya berupaya mencaplok Golan, tetapi juga memperluas pengaruhnya ke wilayah lain di Suriah, termasuk Quneitra dan Suwayda.

Di Quneitra, Israel terus memperluas pemukiman ilegal dan membangun infrastruktur militer, mengancam stabilitas dan keamanan wilayah tersebut. Ambisi Tel Aviv tidak berhenti di situ. Mereka juga berupaya menguasai Suwayda, sebuah wilayah Suriah berbatasan dengan Yordania dan memiliki posisi strategis.

Intervensi Israel di Suriah tidak hanya terbatas pada pendudukan wilayah, tetapi juga mencakup dukungan terhadap kelompok-kelompok bersenjata separatis Druze dan serangan udara yang menargetkan infrastruktur militer dan sipil.

Tindakan-tindakan ini semakin memperkeruh situasi di Suriah dan menghambat upaya perdamaian.

Di tengah situasi yang tegang ini, warga Quneitra merayakan 14 tahun revolusi Suriah dengan semangat juang yang tinggi. Mereka menegaskan komitmen mereka untuk terus berjuang melawan pendudukan Israel dan mempertahankan kedaulatan Suriah di bawah pemerintahan Presiden baru Ahmad Al Sharaa.

Perayaan ini bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga merupakan simbol perlawanan dan harapan. Warga Quneitra dan Daraa menunjukkan bahwa mereka tidak akan menyerah pada tekanan dan akan terus berjuang untuk masa depan yang lebih baik.

Perlawanan warga Golan dan Quneitra adalah bagian dari perjuangan panjang rakyat Suriah untuk mempertahankan tanah air mereka dari pendudukan asing.

Mereka membutuhkan dukungan dari komunitas internasional untuk mengakhiri pendudukan ilegal Israel dan mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan.

Komunitas internasional harus mengambil tindakan tegas untuk menghentikan ekspansi Israel di wilayah pendudukan dan menuntut penghormatan terhadap hukum internasional. Mereka juga harus mendukung upaya perdamaian di Suriah dan membantu rakyat Suriah membangun kembali negara mereka.

Perjuangan warga Golan dan Quneitra adalah pengingat bahwa perdamaian dan keadilan tidak akan pernah tercapai tanpa menghormati hak-hak rakyat yang tertindas. Mereka adalah simbol harapan bagi masa depan yang lebih baik, di mana semua orang dapat hidup dalam damai dan keamanan.

Dibuat oleh AI

Posting Komentar

0 Komentar