Banyak Belum Tahu, Ini Perbedaan dan Persamaan Posisi Sultan Deli dengan Sultan Malaysia

Perbandingan Gaya Kepemimpinan Sultan Deli dan Sultan Malaysia: Antara Simbolik dan Kekuasaan Nyata

1. Medan – Johor Bahru – Di tengah modernitas dan sistem demokrasi, keberadaan institusi kesultanan masih memiliki tempat tersendiri, baik di Indonesia maupun Malaysia. Kesultanan Deli di Sumatera Utara dan Kesultanan Johor di Malaysia menjadi contoh menarik untuk dibandingkan, baik dari segi gaya kepemimpinan maupun pengelolaan aset keluarga kerajaan.

2. Sultan Deli saat ini, Tuanku Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam, merupakan penerus tahta yang memiliki peran simbolik di tengah masyarakat Melayu Deli. Usianya masih muda, dan ia dilantik sebagai sultan dalam upacara adat penuh khidmat yang menandai kesinambungan budaya Melayu di Sumatera Utara.

3. Berbeda dengan Sultan Deli, Sultan Johor Sultan Ibrahim Iskandar memiliki peran politik yang cukup signifikan di Malaysia. Selain sebagai simbol budaya dan agama, Sultan Johor juga memiliki hak konstitusional dalam pemerintahan negara bagian dan pengaruh kuat dalam politik nasional.


4. Gaya kepemimpinan Sultan Deli cenderung bersifat tradisional dan simbolik. Ia berfokus pada pelestarian adat istiadat, budaya Melayu, dan fungsi sosial di lingkungan masyarakat lokal. Perannya lebih sebagai pemersatu kultural daripada pengambil kebijakan.

5. Sebaliknya, Sultan Johor dikenal aktif dalam berbagai isu nasional dan sering mengemukakan pandangan politik serta sosial. Ia juga menjadi tokoh penting dalam forum kerajaan-kerajaan Malaysia yang memiliki peran dalam memilih Yang di-Pertuan Agong (Raja Malaysia).

6. Dalam pengelolaan aset, Sultan Johor memimpin keluarga kerajaan yang memiliki kekayaan signifikan, terutama dari bisnis properti, perbankan, dan investasi internasional. Kerajaan Johor melalui Johor Corporation memiliki berbagai entitas bisnis yang aktif menghasilkan pendapatan besar.

7. Kekayaan pribadi Sultan Johor dilaporkan mencapai miliaran ringgit. Ia dikenal sebagai sultan yang tajir dan sering menunjukkan gaya hidup mewah, namun juga aktif dalam kegiatan filantropi dan pembangunan sosial, termasuk bantuan kepada rakyat.

8. Di sisi lain, Sultan Deli tidak memiliki kekuasaan ekonomi besar seperti Sultan Johor. Aset Kesultanan Deli lebih banyak berupa bangunan bersejarah seperti Istana Maimun dan harta warisan yang dijaga untuk kepentingan budaya dan pariwisata.

9. Sultan Johor juga dikenal mengelola kekayaan keluarga kerajaan secara modern dan profesional. Manajemen aset dilakukan melalui entitas hukum yang terstruktur, dengan fokus pada akumulasi kekayaan jangka panjang dan peran dalam ekonomi negara.

10. Sebaliknya, Sultan Deli lebih bergantung pada dukungan masyarakat dan pemerintah daerah untuk merawat warisan budaya. Tidak ada pengelolaan bisnis skala besar, sehingga lebih bersifat sosial dan kultural dalam eksistensinya.

11. Dalam hal hubungan dengan pemerintah, Sultan Deli bersifat non-politik dan mendukung program pemerintah daerah. Ia menjadi mitra budaya dalam berbagai kegiatan seremonial dan pelestarian budaya Melayu.

12. Sultan Johor, sebaliknya, kerap menjadi pusat perhatian nasional karena sikap vokal terhadap kebijakan federal. Ia pernah berselisih pandangan dengan pemerintah pusat dalam beberapa isu, namun tetap dihormati karena posisinya.

13. Dalam bidang sosial, Sultan Deli banyak terlibat dalam kegiatan adat, pernikahan, dan festival budaya. Ia juga menjadi patron dalam pelestarian bahasa Melayu dan sejarah Kesultanan Deli yang menjadi daya tarik wisata Medan.

14. Sultan Johor memiliki program sosial yang lebih luas dan terorganisir. Ia mendanai berbagai proyek kesehatan, pendidikan, dan bantuan bencana melalui yayasan keluarga kerajaan.

15. Di mata rakyat, Sultan Deli dihormati sebagai pewaris sejarah dan identitas Melayu Deli. Kehadirannya memberi rasa bangga dan menjadi simbol kontinuitas tradisi di tengah modernitas.

16. Sultan Johor, di sisi lain, dihormati sebagai penguasa dan tokoh publik yang memengaruhi arah politik dan ekonomi Johor. Ia kerap menjadi rujukan dalam isu-isu nasional, bahkan memiliki pengaruh di kancah ASEAN.

17. Perbedaan ini mencerminkan sistem negara masing-masing. Indonesia adalah republik yang menjadikan sultan sebagai simbol budaya, sementara Malaysia adalah monarki konstitusional yang memberi ruang politik dan ekonomi bagi sultan.

18. Sultan Johor memiliki akses dan kekuasaan dalam sistem negara bagian yang memungkinkan pengelolaan kekayaan secara legal dan strategis. Sultan Deli terbatas pada ruang budaya dan sosial, tanpa kekuasaan negara.

19. Namun, keduanya memiliki peran penting dalam menjaga identitas Melayu di masing-masing wilayah. Mereka adalah perekat sosial dan warisan sejarah yang hidup di era modern.

20. Kesimpulannya, gaya kepemimpinan Sultan Deli yang kultural dan Sultan Johor yang politis-ekonomis menunjukkan dua model kerajaan di Asia Tenggara. Satu sebagai penjaga tradisi, satu lagi sebagai pemain aktif dalam dinamika negara.

Dibuat oleh AI

Posting Komentar

0 Komentar