Selain mengancam akan kembali membantai warga sipil Afghanistan dengan drone, AS dkk juga melakukan 'serangan ekonomi' dengan pembekuan aset Bank Sentral Afghanistan.
Tidak cukup dengan itu, AS juga menarget para pejabat Afghanistan yang baru diumumkan.
Walau semua ini melanggar perjanjian Doha namun AS kelihatan tidak bisa menolak dorongan untuk memperpanjang konflik dengan Afghanistan oleh para aktivis Kristen Radikal.
Padahal jika dirunut ke belakang justru skenario berdamai dilakukan pada masa Donald Trump sebelumnya, yang justru pemerintahan yang diagung-agungkan para radikal AS, bukan masa Joe Biden.
Meski terdapat artikel bahwa KTT Damai AS-Taliban hanya trik atau prank Trump untuk Biden namun tidak bisa dipungkiri nafsu untuk membantai warga Afghanistan masih subur di kalangan warga AS.
0 Komentar