Menlu IEA Taliban Afghanistan Kunker ke Kandahar

Menteri Luar Negeri pemerintahan IEA Taliban di Afghanistan, Maulvi Amir Khan Muttaqi melakukan kunjungan kerja ke Kandahar baru-baru ini.

Sejumlah jadwal kegiatan menanti di depan namun kunjungan ini memperkuat bahwa Kandahar mempunyai posisi yang unik dalam peta politik Afghanistan di masa mendatang.

Mulla Haibatullah Akhundzada masih berdiam di Kandahar. Posisinya sebagai pemimpin tertinggi di struktur pemerintahan Afghanistan dan sekaligus menjadi Amir Al Mukminin untuk Afghanistan akan membuat para pejabat Taliban untuk pulang pergi ke Kandahar jika ingin konsultasi.

Sebelumnya, Kandahar sempat diwacanakan akan menjadi ibukota Afghanistan baru dan Kabul akan menjadi pusat ekonomi dan bisnis.

Wacana itu muncul sejak Taliban menguasai ibukota Kabul pada 15 Agustus 2021 namun pasukan AS masih belum mempunyai sinyal untuk menepati janji uang dibuat sendiri untuk mengakhiri evakuasi sampai 31 Agustus 2021.

Saat itu beredar isu Kepala CIA sempat berkunjung ke Kabul untuk negosiasi perpanjangan pasukan AS di bandara Kabul karena desakan dalam negeri AS.

Isu itu dibantah dan Taliban keukeuh tetap akan mendesak AS dkk tarik pasukan sampai 31 Agustus.

Jika AS dkk saat itu bersikeras untuk tetap menduduki Bandara Kabul maka skenario Kandahar menjadi ibukota akan terwujud.

Namun, AS dkk akhirnya mengundurkan diri dan wacana tersebut akhirnya ditutup.

Jika dirunut ke belakang, Taliban sebenarnya tidak bermaksud menguasai Kabul pada 15 Agustus. Namun kepergiaan Ashraf Ghani yang tiba-tiba ke UEA membuat kekosongan pemerintahan.

Taliban akhirnya memutuskan untuk memasuki Kabul mencegah maraknya penjarahan.

Jika Ghani tidak melarikan diri, rencananya Ghani akan menyerahkan kekuasaanya kepada pemerintahan transisi.

Namun, siapa yang memimpin pemerintahan transisi tersebut menjadi perdebatan di belakang.

AS dkk mengusulkan Presiden sementara dipegang oleh Menteri Kehakiman saat itu. Sementara diperkirakan wapres Amrullah Saleh juga berharap dirinya akan menjadi presiden pemerintahan transisi.

Jika Saleh menjadi presiden transisi maka kemungkinan perang tebuka besar-besaran akan terjadi karena Saleh sudah merencanakan sesuatu sesuai dengan agenda kelompoknya. Agenda ini yang diduga membuat pasukan Afghanistan di daerah kacau balau dan memilih menyerah ke Taliban.

Daripada terjebak dalam pusaran politik siapa yang akan menjadi pemerintahan transisi Ghani kemudian melarikaj diri. Akibatnya, banyak yang menduga Ghani sengaja melarikan diri agar Taliban bisa mengambil alih Kabul dan pemerintahan transisi dipimpin oleh Taliban.

Pada tanggal 17 Agustus Abdullah Abdullah yang menjadi kepada tim negosiasi pemerintah dengan Taliban sempat mengunjungi Doha dan memantapkan rencana pembentukaj pemerintahan transisi dalam dewan kepresidenan beranggotakan 12 orang  dipimpin Mulla Baradar.

Namun pada 7 September 2021, 'pemerintahan transisi' diakhiri dan dibentuk pemerintahan interim/sementara dipimpij oleh seorang PM Mulla Hassan Akhund dan Mulla Baradar sebagai salah satu wakil.

Posting Komentar

0 Komentar