Di Afghanistan hegemoni Inggris juga pernah menguat bahkan beberapa hari yang lalu mereka baru merayakan kemerdekaan Afghanistan dari Inggris.
Lalu apakah Afghanistan akan senasib dengan Sudan sekarang yang ekonominya hancur dan malah sudah membuka hubungan diplomatik dengan Israel atas tekanan AS?
Jika dilihat dari era sejak kemerdekaan Sudan, negara ini terus mengalami isolasi dari global dan diserang dengan embargo bertubi-tubi. Diperparah lagi dengan separatisme Sudan Selatan yang membuat negara tak pernah bangkit dan maju.
Tidak hanya oleh AS, Inggris, Israel dkk di level dunia, tapi Sudan menjadi bancakan negara tetangganya seperti Ethiopia, Eritrea dan lain sebagainya dalam kasus separatisme Sudan Selatan dan Darfur.
Akhirnya Omar Al Bashir akhirnya tunduk juga setelah dikudeta oleh militer. Sia-sia pengorbanan para pendahulu karena akhirnya posisi Sudan sekarang hampir mirip dengan saat Sudan dijajah Inggris.
Walaupun masih terlalu dini, posisi Afghanistan sepertinya bakal di 'Sudan' kan. Dibiarkan dihajar embargo dengan tidak mengakui pemerintahannya, diobok dari dalam dan selalu diciptakan suasana tak percaya antara rakyat dengan pemerintah.
Walau begitu, kemungkinan besar Afghanistan tidak akan seperti Sudan. Justru malah akan seperti Iran tetangganya atau paling tidak mirip Korea Utara atau Eritrea.
Sudan tidak dapat bertahan dari gempuran embargo dan serangan psikologis dari hegemoni AS dkk karena tidak bersikap seperti Iran yang mempunyai kebijakan luar negeri yang mandiri.
Dalam kancah regional, Sudan terlihat hanya sebagai pengekor. Misalnya mengekor kebijakan Arab Saudi untuk kebijaka perang di Yaman, mengekor kebijakan Iran untuk kemandirian alutsista bahkan pernah mengekor ke Libya saat Moammar Ghaddafi berkuasa.
Berikunya adalah Sudan tidak pernah mempunyai kekuatan angkatan laut yang kuat karena konflik yang berkepanjangan di Darfur dan Sudan Selatan.
Ini membuat negara mereka rawan disusupi oleh infiltrasi dari luar.
Sudan juga tidak pernah memiliki kebijakan populis saat mempertahankan dIri. Misalnya dari gempuran dan pemboman misterius yang diduga bahkan diakui oleh Israel, sebagaimana di Irak sekarang.
Argumen lainnya yang membuat Sudan lemah adalah Omar al Bashir mempunyai latar belakang militer beda dengan Iran yang dipimpin para mullah.
Artinya, militer terlalu dominan dalam segala hal sehingga membuat musuh Sudan dapat fokus menghancurkan kredibilitas militer untuk melemahkan Sudan.
Sementara Afghanistan di era IEA Taliban lebih mirip dengan kasus Iran. Bahkan keduanya merupakan anti tesa kebijakan AS sebelumnya.
Banyak yang berharap setelah Sudan bersedia membayar biaya kompensasi ke AS sebagai syarat membuka hubungan yang beraroma pemerasan, dan membuka hubungan diplomatik dengan Israel maka Sudan akan melompat menjadi sebuah negara makmur dan maju.
Tidak juga. Tidak ada perubahan sama sekali kecuali kecuali para pemimpin baru Sudan menjadi lebih sering terlihat ketawa sana sini dengan pemimpin dunia tanpa hasil atau berdampak baik ke masyarakatnya.
0 Komentar