100 Hari Pemerintahan Taliban di Afghanistan akan Menghadapi Banyak Tantangan

Dalam 100 hari ke depan, akan menjadi waktu yang penuh tantangan bagi pemerintahan Taliban di Afghanistan.

Tugas berat itu diakui oleh berbagai pihak tidak akan mudah dilakukan karena mayoritas pasukan Taliban saat ini adalah anak muda yang masih berusia 20-an tahun yang bisa saja masih balita saat Taliban memerintah di akhir tahun 1990-an.

Mulla Baradar yang disebut sebagai Presiden de Fakto Afghanistan saat ini menggantikan Ashrag Ghani mengatakan bahwa kembalinya Taliban sebagai penguasa Afghanistan merupakan sebuah ujian untuk membuktikan kemampuan menjadikan Afghanistan negeri yang maju dan sejahtera.

Terdapat lima hal kusial yang mesti dicarikan pemerintah Taliban solusinya dalam 100 hari ke depan.

1. Membentuk pemerintahan yang solid dan inklusif. Sebagaimana diunumkan ileh Taliban bahwa pihaknya tidak akan memonopoli pemerintahan sendirian dan akan berbagi dengan kelompok dan parpol lainnya.

Masyarakat menunggu realisasinya karena baru satu hari berdiri Ahmad Massoud anak dari eks pimpinan Aliansi Utara dulu sudah mengumumkan berdirinya pemerinatahan perlawanan. Ini artinya sudah ada pihak yang tidak kebagian kursi kabinet.

Sebelumny, saat Taliban masih belum menguasai Kabul, Taliban pernah umumkan akan memberikan kebebasan kepada setiap provinsi dan kabupaten untuk membentuk pemerintahan sendiri asal jabatan gubernur dari Taliban.

Sistem apakah yang dipakai? Apakah federalisme atau semi federalisme sebagaimana Rusia sekarang yang ada negara dalam negara?

2. Mendapat pengakui dunia internasional

Setelah pemerintahan yang solid terbentuk, bagaimana cara Taliban mendapat pengakuan dunia internasional?

Sampai saat ini belum ada kata resmi 'mengundurkan diri' dari Ashraf Ghani. Sehingga masih ada kemungkinan pihak 'pemain luar' berdalih bahwa masih mengakui pemerintahan Ashrag Ghani.

Atau bisa saja malah ada yang mengakui bahwa 'pemerintahan perlawanan' yang dipimpin oleh Ahmad Massoud yang sah dan mempunyai legitimasi sebagaimana terjadi di Yaman dan sedikit banyak mirip Libya dan Suriah.

3. Mampukan pemerintahan Taliban menjawab isu HAM, hak perempuan dll dengan baik.

Sampai saat ini, walau pemerintahan Afghanistan sudah mengumumkan amnesti, perhargaan pada hak perempuan dll dan dibuktikan dengan realita lapangan, namun para pemelintis isu di media-media besar masih belum teryakinkan dan tetap menganggap sedang terjadi pembantaian kepada wanita dan minoritas di Afghanistan walau tanpa bukti.

4. Mampukah pemerintahan Afghanistan menjaga stabilitas ekonomi dan memajukan industri nasionalnya? Mencapai swasembada dan menjadi negara yang disegani di dunia?

5. Besar kemungkinan pemerintahan Taliban akan segera dikucilkan dan diembargo oleh AS dkk dari Eropa jika ternyata mampu menjadi negara maju dan berpotensi dianggap semakin kuat sebagaimana yang dialami Iran.

Apakah Taliban sudah memikirkan bagaimana cara mengatasi masalah nasional dan menjawab tantangan jika AS dkk kembali semena-mena menerapkan sanksi?

Posting Komentar

0 Komentar