Hezbollah Beri Solusi untuk Atasi Krisis Ekonomi Lebanon, Impor Minyak dari Iran Pakai Mata Uang Lokal

Pimpinan Partai Hezbollah Lebanon Hasan Nasrallah mengungkapkan idenya untuk mengatasi krisis ekonomi Lebanon yang berkepanjangan. Belakangan, pemadaman listrik makin menjadi-jadi dan meresahkan warga.

Presiden Lebanon sudah membuka kemungkinan untuk menambah utang dalam bentuk dolar AS untuk menjadi dana segar di tengah ambruknya mata uang Lira.

Menurut Nasrallah, Lebanon tak perlu berutang atau menambah beban generasi masa mendatang. Cukup impor saja bahan yang dibutuhkan dari Iran menggunakan mata uang lokal.

Hezbollah menurut Nasrallah siap melakukan lobi politik dan ekonomi ke Iran dengan jaminan pemerintah yang dikuasai Saad Hariri politisi Sunni dapat menjamin keamanan pasokan dari Iran masuk ke pelabuhan Beirut.

Banyak yang mencibir ide 'kreatif' Nasrallah sebagai langkah memberikan kedaulatan Lebanon ke Iran. Cibiran kepada tokoh Syiah ini tidak saja datang dari kalangan Sunni pro pemerintah tapi juga dari kalangan Kristen pendukung presiden dan juga kalangan Syiah pro ketua Parlemen.

Namun di balik ide itu, sebenarnya ini menjadi solusi paling masuk akal. Langkah presiden dan PM saad Hariri menambah utang sebenarnya hanya akan membuat ekonomi semakin terpuruk.

Apalagi cadangan emas Lebanon yang dikenal terbesar di Timur Tengah tidak pernah berada di dalam negeri atau bank sentral. Uniknya, hampir semua cadangan emas Lebanon disimpan di luar negeri dan setengahnya di AS.

Hanya presiden, gubernur bank sentral dan menteri perekonomian yang dapat menariknya jika ingin menyuntik pasar untuk menstabilkan mata uang.

Karena baik Presiden dan Gubernur Bank Sentral dijabat oleh kalangan Kristen, maka kemungkinan keduanya menggagalkan reformasi ekonomi PM Saad Hariri sangat tinggi.

Lebanon memang menganut sistem sektarian dalam sistem politiknya.

Presiden yang punya kuasa angkat PM dan juga angkat Panglima Militer dan Gubernur Bank Sentral semuanya dijabat oleh kalangan Kristen.

Meski kepala pemerintahan atau PM diwakili oleh kalangan Sunni, namun sangat besar kemungkinan presiden untuk mensabotase kebijakan-kebijakan solutif dari PM.

Sampai saat ini saja, pembentukan pemerintahan tidak pernah rampung karen presiden 'menyandera' Hariri untuk angkat menantunya dari kalangan Kristen sebagai Menteri Dalam Negeri tanpa perduli negara sudah genting karena rakyat akan menyalahkan kepala pemerintahan bjkan kepala negara.

Mengingat kelompok Syiah merupakan penguasa parlemen, maka solusi Nasrallah itu menjadi jalan tengah di saat kalangan Sunni dan Kristen terus berjibaku saling sandera.

Meski begitu Hezbollah hanya parpol Syiah terbesar kedua di bawah Partai Amal yang kini memegang kursi Ketua Parlemen.

Padahal jika para elite tetap konsisten dan komit dengan pembagian tiga jabatan penting, presiden tidak perlu mengobok-obok hak preeogatif PM sebagai kepala pemerintahan. Hezbollah juga tak ingin mengkritisi ketamakan kalangan Kristen Lebanon karena merupakan bagian dari koalisi saat pemilu.



Posting Komentar

0 Komentar