Ketika Hamas Jadi Mediator Perdamaian Fatah Palestina dan Hezbollah Lebanon

Kelompok politik Hamas Palestina dikenal sebagai kekuatan terkuat di politik Palestina dan pernah memenangkan pemilu.

Namun di luar negeri, Fatah saingannya masih yang terkuat khususnya di beberapa kamp pengungsian yang beroperasi secara otonom dan mandiri dari negara setempat.

Maka sering kali kamp pengungsi menjadi korban tarik menarik dalam politik lokal.

Pada tahun 2018, kelompok Hezbollah melalui koalisinya Harakah Ansar Allah Palestina berusaha untuk menguasai kamp pengungsi Mieh Mieh di Lebanon.

Fatah yang dikenal sebagai penguasa beberapa kamp pengungsian menolak perubahan status quo tersebut dan berusahan melawan.

Kelompok Palestina dari Ansar Allah Movement tersebut kalah dan tersudut.

Hamas lalu turun tangan mendamaikan kedua kelompok Palestina tersebut.

Hasilnya Hezbollah mengeluarkan Sekretaris Jenderal Ansar Allah Jamal Sulaiman dari kamp tersebut untuk mengungsi di Suriah.

Keberhasilan kesepakatan damai tersebut menaikkan citra Hamas sebagai pihak pendamai di masyarakat Palestina di luar negeri.

Walau namanya mirip dengan kelompok Ansarullah Houthi yang menguasai pemerintahan Sanaa di Yaman, Ansar Allah Palestina di Lebanon merupakan kelompok Sunni Islam yang memang sejak awal berkoalisi dengan Hezbollah.

Kelompok ini pada awalnya merupakan sebuah brigade kecil di Fatah yang menguasai PLO.

Namun saat Fatah dalam sebuah momen politik Lebanon berlawanan dengan Hezbollah, kelompok Ansar Allah tetap mendukung Hezbollah khususnya saat melawan Harakah Amal partai Syiah terbesar di Lebanon.

Saat konflik Suriah terjadi pada 2011, opini Ansar Allah terbagi dua. Para pimpinan tetap mendukung kebijakan Hezbollah mendukung Presiden Bashar Al Assad sementara arus bawah tidak mendukung langkah rejim Suriah melakukan kekerasan kepada demonstran dan oposisi.

Hamas sendiri dalam konflik Suriah bersikap netral walau beberapa anggota bersimpati pada dua pihak.

Namun sebuah friksi terjadi saat beberapa kelompok pengungsi Palestina di Suriah mendirikan Brigade Liwa Al Aqsa mendukung oposisi dan mengklaim sebagai simpatisan Hamas.

Hamas dengan cepat membantah hubungan mereka dengan brigade baru tersebut yang akhirnya membubarkan diri.

Dalam politik di Timur Tengah sering terjadi kesamaan nama yang kadang membuat bingung pengamat termasuk yang bertikai.


Sebelum konflik Suriah terjadi, tepatnya tahun 2009 di Gaza Palestina berdiri sebuah kelompok milisi bernama Jund Ansar Allah yang juga mirip dengan nama  di Lebanon dan Yaman tersebut.

Kelompok ini mendirikan Islamic Emirate of Gaza yang akhirnya ditumpas oleh pemerintahan Hamas saat itu.



Posting Komentar

0 Komentar