Bakal Capres Palestina Mohammed Dahlan Akhirnya Buka Suara Kritik PM Israel Netanyahu

Mantan Menkopolhukam Palestina Mohammed Dahlan yang digadang-gadang jadi capres di Pemilu Palestina yang diundurkan akhirnya buka suara mengkritik PM Israel Benjamin Netanyahu yang dianggapkan suka berbohong soal pembantaian di Gaza.

Mohammed Dahlan sebelumnya dikenal dekat dengan lembaga intelijen Israel Mossad dan juga CIA.

Dia dijadikan perantara untuk dorong normalisasi hubungan antara UAE dengan Israel yang menjadi program Donald Trump dan menantunya Jared Kushner.

Normalisasi yang bernama 'Abraham Accord' itu berhasil membawa 10 miliar dolar AS investasi UAE ke Israel. Maroko, Sudan dan Bahrain juga ikut dalam normalisasi tersebut. Bedanya Suda harus membayar ratusan juta dolar agar dikeluarkan dalam daftar terorisme yang membuat Sudan dikenai sanksi ekonomi selama puluhan tahun.

Memurut Dahlan, apa yang keluar dari mulut Netanyahu hanya nafas kebohongan. Anak-anak kini menjadi korban di Gaza yang diklaim Netanyahu pada awalnya hanya untuk melawan Hamas.

Dahlan dianggap jadi pesaing Mahmoud Abbas jika pilpres dilakukan. Sebelumnya sudah terdengar kabar bahwa Abbas akan digantikan oleh CIA dan Mossad dengan Dahlan jika dianggap tidak kooperatif lagi.

Karir politik Dahlan sedikit agar unik karena pernah terlibat dugaan tindak pidana korupsi dan dugaan keterlibatan dalam pembunuhan Yaser Arafat ketika dia menjadi kepala intelijen Palestina.

Saat dipecat dari kabinet dia berdomisili di Dubai dan pernah dituduh bantu Presiden Al Sisi Mesir mengkudeta Presiden Mesir sebelumnya Mohammed Morsi. Juga dituduh Turki terlibat dalam peristiwa kudeta gagal Erdogan di Turki dalam hal pendanaan.

Dia juga diperkirakan berada di belakang kesuksesan Mossad membunuh tokoh Hamas di Dubai dan upaya pembunuhan kepada mantan PM Palestina Ismail Haniyah.

Saat akan menjadi capres Mohammed Dahlan mendirikan blok politik sendiri dan menuduh Hamas dan Fatah di PLO telah gagal menjadi kelompok penguasa di pemerintahan Palestina.

Dalam kampanye politiknya, dia juga menuduh Hamas sengaja berkolusi dengan Fatah untuk kembali memenangkan calon tua Abbas agar Palestina tetap menjadi negara miskin dan pengemis.



Posting Komentar

0 Komentar