Di Sinjar kelompok teroris dari Turki PKK dilaporkan membentuk pemerintahan sendiri lengkap dengan struktur militer, kepolisian dan birokrasi.
Pemrintahan ini dianggap ilegal oleh pemerintahan Irak maupun pemerintahan daerah otonomi Kurdistan. Kedua pemerintahan ini juga mempunyai walikota versi masing-masing.
Sinjar merupakan wilayah Arab Sunni tapi sebagian penghuninya merupakan warga Kurdi sehingga masih dipertikaikan Baghdad dan Erbil.
PKK memperburuk kondisi karena mendirikan pemerintahan sendiri Shengal Democratic Autonomous Council’ (MXDÅž) yang dipimpin oleh seorang PM. PKK juga mempunyai pemerintahan sendiri di Qandil di wilayah Kurdistan yang juga dipimpin oleh seorang PM.
Sekitar lima bulan yang lalu, baik pemerintah federasi Irak dan Kurdistan telah setuju bahwa semua milisi kecuali tentara resmin harus membubarkan diri atau keluar dari Sinjar. Ini termasuk PKK dan lembaga-lembaganya, milisi Hansip PMU, Peshmerga dll.
Pasukan Kurdistan Peshmerga sudah lebih dahulu keluar dari Sinjar karena kalah perang sengan pasukan PKK Sinjar (YBS).
Bahkan walikota Sinjar pilihan Kurdistan Mahma Xelil harus berkantor dari Duhok di wilayah Kurdistan padahal dirinya merupakan putra asli Sinjar yang sekaligus mantan jenderal Peshmerga dan mantan anggota Parlemen Irak. Sementara PKK kebanyakan warga Kurdi Turki, walau sebagian juga terdapat warga Sinjar asli.
PKK menolak membubarkan diri atau keluar dari Sinjar. Walau tenggat waktu lima bulan sudah sangat lama namun potensi perang antara pasukan Irak dan PKK masih diragukan.
Besar kemungkinan pasukan Irak akan hanya mencegah pasukan PKK menjadikan Sinjar sebagai basis menyerang Turki. Sebelumnya 30 warga Turki dibunuh PKK di Sinjar. Mereka diculik dari Turki dan ditahan di penjar rahasia di Sinjar.
Namun jika PKK keberatan dan menyerang pasukan Irak, ada kemungkinan terjadi perang habis-habisan karena dari segi legalitas, militer Irak berhak mempertahankan kedaulatannya.
Keberadaan pasukan Irak ini juga untuk memastikan rekonstruksi di Sinjar dan mempercepat pemulangan pengungsi.
Apalagi adanya temuan media milisi Syiah Yazidi PKK mulai merusak masjid dan perumahan warga Sunni. Sebagian dijadikan lahan peternakan. Warga Yazidi, Sunni dan Syiah Sinjar sama-sama menjadi korban ISIS namun Yazidi memanfaatkan untuk mempersulit warga Arab dan Sunni kembali ke rumah masing-masing.
0 Komentar