KTT DAM Buntu, Akankah Konflik Mesir dan Ethiopia Kembali Terjadi Seperti Tahun 1874?

Mesir dan Ethiopia kembali mengalami konflik mengenai Sungai Nile sehubungan dengan pembangunan DAM Renaisan oleh Ethiopia.

KTT di DR Kongo mengalami kebuntuan antara Mesir, Sudan dan Ethiopia yang ditengahi oleh Uni Afrika.

Ethiopia tidak perduli dengan ancaman Mesir soal pengisian DAM. Sementara Mesir, berdasarkan perjanjian sebeluknya, merasa berhak meledakkan DAM Renaisan jika akan mengurangi suplai air ke Mesir.

Jika melihat peristiwa tahun 1874 sampai 1876, Mesir dan Ethiopia pernah mengalami konflik yang sedikit banyaknya berhubungan dengan Sungai Nile.

Saat itu Mesir masih menjadi Khadivate Utsmaniyah atau protektorat Ottoman, posisi yang mirip dipakai Australia saat ini, walau sudah berdaulat tapi masih mempunyai ratu dari Inggris. Kanada juga seperti itu.

Pertempuran antara Mesir dan Ethiopia berlansung di Eritrea. Kairo mengerahkan Angkatan Lautnya ke Eritrea yang saat itu menjadi wilayah Mesir. Sudan, Sudan Selatan dan beberapa wilayah Afrika Timur juga saat itu masih wilayah Mesir.


Lucunya, saat itu Amerika Serikat yang masih menjadi sebuah negara kecil mendukung Mesir melawan Ethiopia.

Kuat dugaan ancaman perang antara Mesir dan Ethiopia hanya sebatas perang urat syaraf oleh kedua negara.

Presiden Mesir tidak ingin dikatakan tak perduli dengan masalah Sungai Nile oleh rakyatnya jika tidak menunjukkan keseriusan.

Sementara itu Ethiopia juga sedang berusaha mencari musuh dari luar untuk mempersatuan dukungan rakyat kepada pemerintah. 

Ujung-ujungnya DAM Renaisan akan terisi dengan baik sebagaimana Turki dan Tiongkok mengisi DAM mereka. 

Konflik yang hampie mirip saat ininjuga terjadi di Afghanistan. Pembangunan beberapa DAM di Afghanistan akan mengurangi supali air ke Iran dan Pakistan dalam beberapa waktu.

Posting Komentar

0 Komentar