Assad Tutup Lagi Perbatasan ke Raqqa AANES, Penjual Buah dan Farmasi Meradang tak Dapat Produk Murah

Produk pertanian, farmasi dan lainnya dari wilayah rejim Bashar Al Assad saat ini menjadi incaran konsumen di Timur Tengah karena harganya yang murah meriah seiring dengan jatuhnya mata uang Lira Suriah.

Maka tak heran para pedagang di wilayah oposisi dan pemberontak SDF malah memanfaatkan swasembada produk rejim untuk dijual kembali ke pasar internasional dalam hal ini ke Yordania, Irak dan Turki.

Hal ini sepertinya difahami benar oleh Bashar Al Assad untuk merusak pasar di tiga pemerintahan lainnya SG, SIG dan SDC/AANES.

Sebelumnya Assad menerapkan perang dagang dengan wilayah SDC/AANES. Pengusaha transportasi rugi besar.

Masalah ini dimediasi oleh Rusia yang akhirnya dibuka kembali dengan catatan, SDC/AANES akan mengalokasikan 200 truk minyak mentah ke wilayah rejim setiap harinya. Pemerintahan Assad memang sedang mengalami kelangkaan BBM yang belakangan sudah bisa diatasi dengan datangnya pasokan dari Iran.

Ternyata kamarin, rejim kembali menutup perbatasan ke wilayah Raqqa. Pengusaha Raqqa gigit jari tak bisa lagi membeli produk dari wilayah Assad khususnya sayur-sayuran dan produk farmasi.

Khusus produk farmasi, Suriah memang selama ini mempunyai industri yang cukup maju. 

Kondisi Suriah yang pernah mengalami beberapa perang dengan Israel memungkinkan Suriah untuk memiliki basis industri farmasi yang kuat. Bahkan dapat disebut mandiri untuk hampir semua jenis obat dan alternatif bahan bakunya.

Dan Raqqa saat ini sangat membutuhkan stok obat-obatan menghadapi Pandemi Covid-19 walau tetap ada kecurigaan dari rejim bahwa produk murah itu malah akan dijual kembali ke pasar Irak dengan harga yang lebih tinggi.

Raqqa saat ini dikuasai oleh pemerintahan SDC/AANES yang dibentuk SDF usai mengambilalih dari ISIS.

Pemerintahan lokal Raqqa dipimpin oleh dualitas perdana menteri level kanton satu wanita dari etnis Kurdi dan satu lagi pria dari etnis Arab.

Posting Komentar

0 Komentar