Riyad Hijab Sedang Digadang Jadi Presiden Suriah Masa Mendatang

Mantan PM Suriah Riyad Hijab yang pernah bergabung dengan oposisi sedang digadang-gadang menjadi Presiden Suriah di masa mendatang menggantikan Bashar Al Assad.

Skenario Libya sedang berusaha dipraktikkan di Libya saat dalam KTT Konstitusi yang melibatkan rejim Bashar Al Assad dan oposisi.

Rusia, AS dan Turki sesang menjajaki kemungkinan tersebut untuk menjamin kepentingan masing-masing pihak terjaga.

Tidak diketahui apakah Riyad Hijab akan menjadi presiden sementara menunggu adanya pemilu sebagaimana Libya, atau langsung mengambil alih kekuasaan dibantu Rusia.

Saat ini rejim Bashar Al Assad memang menguasai sekitar 65 persen wilayah Suriah. Namun rejim sangat rentan tumbang kalau tidak ditopang Rusia.

Jika Riyad Hijab akhirnya dipercaya oleh Rusia menggantikan Assad, maka kecil kemungkinan Iran akan menolak karena baik Rusia dan Iran juga sudah tidak sabar soal pembayaran utang Assad.

Sebagaimana diketahui Assas gagal mengembalikan kekuatan ekonominya karena sanksi ekonomi AS yang membuatnya gagal bayar utang kepada Rusia dan Iran.

Iran dan Rusia tidak akan rela pengeluaran mereka menopang Assad hngus begitu saja, apalagi kegagalan ekonomi itu diakibatkan oleh Assad sendiri seperti menghambat pengungsi kembali ke rumah masing-masing yang terdiri dari setengah penduduk sehingga peluang rekonstruksi menjadi sangat lambat.

Kebijakan kedua adalah gagalnya Assad memberi peluang partisipasi publik di bidang ekonomi karena hanya mengandalkan kroni yang sudah dipastikan penuh dengan warna korupsi.

Berikutnya Assad kini menjadi musuh semua pihak termasuk SDC/SDF sehingga mustahil ekonomi akan bangkit.

Walau begitu Rusia sepertinya tidak buru-buru menggantikan Assad karena masih memiliki faksi militer yang loyal didukung oleh milisi maupun pasukan keamanan para kroni atau miliarder.

Sekitar 1/3 kekuatan militer Assad kini berada dalam kendali Rusia khususnya dari kalangan Sunni eks oposisi yang sudah rekonsiliasi. Mereka berada pada Korps Kelima. 1/3 lainnya netral dan hanya sisanya yang benar-benar pro Assad karena dipimpin oleh adiknya Maher Al Assad di Divisi Keempat.






Posting Komentar

0 Komentar