HUT ke-6 Pembebasan Kobane Suriah, Akun Jenderal Mazloum Abdi Dibanjiri Kritik Warganet karena Dianggap Lupakan Jasa Peshmerga Irak

Pemerintahan SDC/SDF Suriah merayakan HUT ke-6 pembebasan Kobane dari tangan ISIS.

Akun Jenderal SDF Mazloum Abdi dibanjiri kritikan dari warga Kurdi yang menilai sang jenderal melupakan jasa Peshmerga Kurdistan Irak yang berperan penting mengusir ISIS.

Saat itu, YPG yang menjadi cikal bakal SDF sudah kewalahan dan hampir punah dikepung ISIS yang berkuasa di Kobane saat itu. Serangan udara AS tidak berpengaruh jika tidak didukung eksistensi pasukan darat.

Namun pasukan Peshmerga dari Kurdistan Irak kemudian mengirim ribuan pejuangnya menyeberang Turki menuju Kobane dan membuat peta kekuatan berubah drastis.

Peshmerga juga yang melatih ribuan pejuang Kurdi Suriah yang berikutnya ikut merebut ibukota ISIS di Suriah, Raqqa.

Namun belakangan YPG yang memguasai SDF meminggirkan Peshmerga khususnya Peshmerga Suriah yang sudah punya andil tersebut.

Dapat disebut pada awalnya, rakyat Kurdi mau bangkit melawan ISIS karena Peshmerga tersebut. Sementara YPG dijauhi karena dianggap merupakan cabang PKK Turki yang masuk dalam daftar teroris global.

Uniknya, partai ENKS yang merupakan induk Peshmerga Suriah sekutu dari partai penguasa Kurdistan Irak hanya diberi kursi beberapa biji di parlemen Suriah Timr (SDC).

Persekutuan antara ENKS dan PYD sayap politik YPG yang merupakan asal muasal kesatuan Mazloum Abdi bahkan berujung pada kontak senjata dan pembunuhan misterius pada lawan politik.

Jenderal Mazloum Abdi kini memimpin SDF militer pemerintahan Timur Suriah yang dibentuk YPG. 

ISIS diduga mudah ditaklukkan karena Mazloum Abdi berhasil mendekati beberapa komandan ISIS berdarah Kurdi untuk menyerah.

Maka tak heran jika banyak pimpinan SDF merupakan eks ISIS yang sudah membelot seperti Jenderal Ahmad Abu Khawla atau Rashid Abu Khawla Pangdam SDF di Deir Ezzor yang merupakan eks FSA juga dari kabilah Arab.

Usai kalahnya ISIS, para komandan eks ISIS inilah yang mendapat tugas untuk 'menetralisir' warga yang masih diduga simpatisan ISIS.

Namun beberapa laporan menyebutkan bahwa warga yang menjadi korban penghilangan paksa justru para pimpinan kabilah yang apolitis dan sudah mengakui otoritas SDF. Mereka hilang atau menjadi korban diduga karena faktor ekonomi khususnya berhubungan pada pengaruh hak ulayat yang berkaitan dengan migas. 

SDF sendiri menguasai 70 persen ladang Migas Suriah. Sebagian besar di tanah para kabilah Arab Sunni.



Posting Komentar

0 Komentar