Sebelumnya, Mulla Baradar juga diwawancarai TV lokal dan mengatakan bahwa pemerintahan IEA Taliban solid dan tidak ada perpecahan.
Hoaks berkembang sebelum 'reshuffle' 7 September lalu oleh berbagai media India bahwa terjadi tembak menembak antara pasukan Anas Haqqani dengan Mulla Baradar.
Sejak 15 Agustus 2021, beberapa media menganggap Mulla Baradar merupakan presiden de facto Afghanistan usai Ashraf Ghani melarikan diri ke UEA.
Konsep pemerintahan transisi sempat dibahas di Doha Qatar dengan Hamid Karzai, Abdullah Abdullah, Gulbuddin Hekmatyar dll menjadi bagian dari 12 anggota dewan kepresidenan yang dipimpin Mulla Baradar.
Abdullah Abdullah dkk berkunjung ke Doha untuk mematangkan konsep tersebut dan Menteri Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa Ashraf Ghani sebelum melarikan diri telah setuju menyerahkan kekuasaannya ke pemerintahan transisi.
Namun pada 7 September 2021, pemimpin tinggi Taliban Haibatullah Akhundzada melakukan reshuffle dan mengembalikan sistem ke periode pertama Taliban tahun 90-an, dan kini berbentuk pemerintahan interim atau sementara.
Mulla Hassan Akhund ditunjuk jadi PM dan Mulla Baradar sebagai wakil PM.
Hoaks kemudian terjadi pada susunan kabinet. Mulla Baradar dan Anas Haqqani (dan pamannya Khalil-ur-Rehman Haqqani, kini jadi Menteri Pengungsi) sama-sama membantahnya.
Anas Haqqani dianggap menjadi Komandan Pasukan Khusus Badri 313 yang sebelumnya di bawah Sirajuddin Haqqani abangnya, yang kini menjadi Menteri Dalam Negeri.
Namun kendali pasukan khusus kini berada di tangan Anas dan belum diketahui apakah nantinya Badri 313 akan berada di bawah otoritas Kementerian Dalam Negeri atau Kemenhan atau Angkatan Bersenjata.
Sebelumnya, Anas Haqqani merupakan anggota tim negosiasi Taliban di Doha, Qatar yang dipimpin Mulla Baradar.
0 Komentar