Mengapa Kalangan Sunni Lebanon Demo Padahal PM-nya Sunni Juga?

Banyak yang bingung dengan sistem politik di Lebanon khususnya sistem sektarian yang dianut.

Padahal sistem Lebanon hampir mirip dengan Irak sekarang dimana PM harus Syiah, Presidennya harus Sunni Kurdi dan Ketua Parlemennnya Sunni.

Sementara itu di Lebanon Presiden (kepala negara) harus Kristen Maronit, PM (kepala pemerintahan) harus Sunni dan Ketua Parlemen harus Syiah.

Kelihatan gampang sekali. Namun ribetnya adalah tidak ada ketentuan bahwa seorang Sunni yang dipilih itu harus dari partai Sunni terbesar. Di sini letak masalahnya.

Misalnya, ketika pemilihan umum selesai dilakukan dan dilantik, ketua Parlemen biasanya diangkat dari perwakilan partai Syiah yang dominan. Dalam hal ini partai amal. Bukan dari partai Hezbollah yang kedua terbesar.

Sementara itu, parlemen lalu memilih perwakilan partai Kristen Maronit terbesar sebagai Presiden. Tak ada masalah.

Lalu, ketika memilih PM nya, dipilihkan hanya dari independen sebagai pemangkunya bukan dari partai Sunni yang terbesar sebagaimana Saad Hariri dulunya.

Wajar jika kalangan Sunni bersama beberapa partai Kristen kecil di oposisi merasa dicurangi. Jika ingin saling membagi, biarkanlah kalangan Sunni yang memilih siapa PM yang harus dimajukan.

Selanjutnya risiko dari sistem ini adalah, kalangan Sunni menjadi bagian yang babak belur. 

Misalnya ketika PM diangkat dari independen, maka ada anggapan PM nya cuma boneka kalangan Syiah dan Kristen Maronit.

Walaupun begitu, wakil PM selalu dijabat kalangan kristen juga jabatan penting lainnya seperti Panglima militer dan Gubernur Bank Sentral.

Dengan demikian, seorang PM di Lebanon bisa menjadi boneka beneran karena segala SDA dikuasai oleh Kristen Maronit dan yang kena getahnya tentunya adalah mayoritas di parlemen, yaitu Syiah.

Lebanon adalah negara kaya dengan cadangan emasnya masuk dalam 20 terbesar di dunia. Namun Gubernur Bank Sentral yang Kristen Maronit lebih memilih menyimpan emasnya di Amerika Serikat dan tidak bisa dikembalikan kecuali dengan tandatangan sang gubernur.

Bagaimana mungkin seorang PM berhasil mereformasi pemerintahan Lebanon jika semua jabatan penting sudah dikuasai oleh bukan dia.

Artinya PM Lebanon sejak awal dipersilahkan untuk menjadi kepala pemerintahan dengan tangan terikat.

Seperti iklan berita; Dicari PM dari kalangan Sunni yang mamou bekerja dengan baik tapi tangan, mata dan kaki harus diikat selama masa baktinya? Menjadi sangat mustahil.

Berbeda dengan Irak, walaupun Ketua Parlemennya Sunni, namun yang mayoritas di parlemen adalah kalangan Syiah juga. Jadi PM yang dipilih memeang benar-benar dari partai berkuasa.

Jika partai Sunni dan Syiah bersatu, hal ini bisa diatasi dan sudah pernah dilakukan sebelumnya. Namun dengan risiko Partai Kristen Maronit akan berkolaborasi dengan Israel.


Posting Komentar

0 Komentar