Dua 'Adidaya' Houthi dan AS Bentrok di Laut Merah karena Kekejaman Israel di Palestina, akankah Berakhir?

Laut Merah kini menjadi arena konflik yang memanas antara dua "adidaya" kelompok Houthi yang memerintah di Sanaa Yaman bagian utara dan Amerika Serikat beserta sekutunya. 

Serangan-serangan rudal dan drone yang dilancarkan Houthi terhadap kapal-kapal yang melintas di jalur pelayaran strategis ini telah memicu respons militer dari AS, meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik regional.

Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman bagian utara, menyatakan bahwa serangan mereka ditujukan untuk mendukung perjuangan Palestina untuk lepas dari kampanye genosida yang dilakukan Israel dan mendorong Tel Aviv agar kekejaman menghambat bala bantuan ke Gaza segera diakhiri.

Mereka juga menjelaskan bahwa kapal-kapal yang menjadi target mereka terkait dengan Israel atau negara-negara pendukungnya. 

Sebelumnya Houthi juga melakukan hal yang sama, namun usai gencatan senjata, serangan dan blokade Laut Merah dihentikan. Belakangan Israel melanjutkan aksinya kembali usai gencatan senjata dengan pemimpin Palestina di Gaza berakhir.

Amerika Serikat, di sisi lain, mengecam keras tindakan Houthi dan melancarkan operasi militer untuk melindungi kebebasan navigasi kapal-kapal logistik dan persenjataan yang mendukung adanya kampanye genosida Israel di Gaza.

AS yang selama ini mendukung segala bentuk kekejaman Israel ke warga Palestina berpendapat bahwa tindakan Houthi membela warga Palestina yang tak berdaya di Gaza mengancam stabilitas regional dan mengganggu perdagangan internasional khususnya dari negara-negara pro Israel.

Meski langkah Houthi itu demi kemanusiaan, Washington berupaya mengalihakan isu dan melihatnya sebagai bagian dari langkah memperluas pengaruh Iran. Pengalihan ini bermaksud agar isu genosida dan kekejian Israel di Gaza tertutupi atau mendapat pembenaran.

Melihat keunikan isu ini, diperlukan upaya diplomatik yang lebih luas untuk mengatasi akar penyebab konflik ini dan mencapai perdamaian yang berkelanjutan.

Komunitas internasional mendesak semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dan mencari solusi damai. Namun, dengan semakin dalamnya jurang pemisah antara antara dua 'adidaya': Houthi dan AS, prospek perdamaian tampak semakin suram.

Konflik di Laut Merah telah memperburuk kondisi kemanusiaan di Yaman, yang sudah mengalami krisis akibat perang saudara. Jutaan orang membutuhkan bantuan kemanusiaan, dan gangguan pelayaran telah memperparah situasi ekonomi.

Di tengah situasi yang kacau ini, masa depan Laut Merah dan kawasan sekitarnya tampak tidak pasti. Diperlukan upaya bersama dari semua pihak untuk mencegah eskalasi konflik dan mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan.

Dibuat oleh AI

Posting Komentar

0 Komentar