Penunjukan Abdul Qayyum oleh Taliban Sebagai Menteri Pertahanan Afghanistan Dinilai 'Pesanan' Iran

Pemerintahan Taliba di Afghanistan menunjukkan Abdul Qayyum Zakir sebagai menteri pertahanan yang baru di pemerintahan transisi.

Meski masih bersifat sementara atau pejabat transisi, penunjukan Abdul Qayyum dinilai sebagai 'pesanan' dari Iran atau bagian dari kebijakan Taliban untuk tetap bersahabat dan dekat dengan Tehran.

Abdul Qayyum disebut salah satu sosok pimpinan Taliban yang dipercaya Iran. Uniknya dia pernah menjadi tahanan AS di Guantanamo.

Beberapa hari lalu Iran telah melucuti semua senjata eks tentara Afghanistan yang melarikan diri ke Iran dan mengembalikannya ke pihak Taliban.

Dalam upaya membebaskan Herat, Taliban juga berhasil menangkap gubernur Ismail Khan. Namun kemudian dibebaskan dan kini berada di Iran.

Iran ikut memainkan peranan untuk mendorong perdamaian antara Taliban dan pihak pemerintahan sebelumnya di Tehran. Bahkan Iran dilaporkan pernah tawarkan Ashraf Ghani untuk memindahkan sebagian milisi Fatimiyoun dari Suriah ke Afghanistan untuk melawan Taliban.


Namun usulan ini kurang ditanggapi oleh Ashraf Ghani saat itu namun milisi Syiah diperbolehkan ikut dalam milisi nasional melawan Taliban, walau akhirnya kalah.

Hubungan antara Afghanistan dan Iran sempat mengalami penurunan saat Kabul sebelum Taliban dengan gencar melakukan pembangunan besar-besaran DAM di beberapa Sungai yang airnya menuju Iran.

Dengan tetap mempertahankan posisi tawar Iran di kabinet Taliban diperkirakan menjadi kebijakan Mulla Baradar kini menjadi presiden de facto Afghanistan untuk menyeimbangkan posisinya yang kini dianggap sudah terlalu dekat dengan Pakistan, Tiongkok, Turki dan Rusia.

Dalam perkembangan terakhir, meski Taliban tidak setuju untuk memperpanjang keberadaan pasikan Turki di bandara Kabul namun di belakang layar telah diberi ruang oleh Taliban untuk menjadi mediator dengan kelompok anti Taliban di Panjshir.

Pejuang Panjshir didominasi oleh etnik Tajik yang dalam sejarah merupakan suku Turki namun berbahasa Persia.

Berbeda dengan Uyghur, Uzbek, Turkmen dll di kawasan memang bagian dari etnik Turki dengan bahasa serumpun Turkic.

Posisi negara Turki diperkirakan juga menjadi penyeimbang di tengah adanya beberapa laporan Rusia akan bermain dua kaki mendukung anti Taliban di Panjshir sekaligus mendukung Taliban.

Turki selama ini mempunyai kepanjangan tangan di pemerintahan sebelumnya melalui Abdul Rashid Dostum yang beretnik Uzbek.

Namun pasukan Dostum kalah dan pimpinannya melarikan diri ke Uzbekistan beserta sejumlah inventaris angkatan udara.

Selain memastikan kepentingan regional Iran dan Turki aman, Taliban juga dilaporkan memberikan beberapa konsesi politik ke Tiongkok, Rusia dan Pakistan.

PM Imran Khan mengumumkan tingkat kepercayaan dunia usaha di Pakistan mengalami pelonjakan tajam usai Taliban memegang tampuk kuasa.

Hal itu karena ekonomi Pakistan akan diuntungkan karena akan menjadi pemasok utama komoditas ekonomi ke Afghanistan.

Pemerintahan sebelum Taliban memberikan konsesi tak terhingga ke India melalui pelabuhan di Iran untuk memasok kebutuhan impor mereka kini posisi akan berubah dan berimbang karen Taliban juga menyatakan bahwa pihaknya akan menghargai jalur perdagangan dengan India meski intelijen India mulai dukung kelompok dan milisi anti Taliban.

Beberapa pihak menyebut PRIC/CRIP  (Pakistan, Rusia, Iran dan Tiongkok) bukan BRIC (Brazil, Rusia, India dan Tiongkok) yang akan menjadi pihak yang diuntungkan secara langsung dengan kemenangan Taliban.

Integrasi ekonomi Afghanistan dengan Tiongkok dinilai akan mengurangi efek sanksi ekonomi AS dkk di masa mendatang. Salah satu yang dibutuhkan adalah app dan sistem pembayaran Tiongkok akan mengurangi ketergantungan warga dengan perbankan.

Perbankan merupakan salah satu sektor yang dihantam AS usia Taliban berkuasa dengan menahan cadangan devisa Afghanistan yang disimpan di AS oleh rejim sebelumnya. AS dkk juga menekan IMF untuk menutup akses pemerintah Afghanistan di bawah Taliban untuk dana segar pembangunan.

Meski AS dan Taliban sudah tandatangan perjanjian damai di KTT Doha, Qatar ternyata itu hanya berdamai di lapangan di Afghanistan atau berdamai di level 4th Generation Warfare. Sementara AS terus melakukan serangan pada level 5th Generation Warfare di mana salah satu cirinya adalah pihak yang diserang atau ditarget tidak merasa menjadi sasaran serangan dari sebuah perang yang tak diumumkan.

Posting Komentar

0 Komentar