Bermula dari KTT Damai AS dan Taliban di Doha, Qatar yang dianggap berbagai pihak sebagai legitimasi untuk Taliban.
Saat itu masing-masing pihak setuju untuk berdamai dengan imbalan penarikan diri AS dan Taliban juga memaafkan kekejian dan kejahatan AS dkk selama berada di Afghanistan.
Namun apakah salah Amerika Serikat berdamai dengan Taliban?
Tidak juga mengingat sebelumnya Ashraf Ghani atau pihak pemerintah Afghanistan juga memang ingin berdamai dengan Taliban.
Bahkan cara yang dibuat pemerintah Afghanistan lebih unik karena sempat membuat pihak Taliban terbagi dua; antara faksi damai dan faksi menolak perdamaian.
Namun, memang ada yang aneh di pihak AS yang sepertinya setengah hati mendukung inisiatif pemerintah Afghanistan.
Apalagi beberapa kejadian sebelumnya seperti kedekatan Afghanistan ke Tiongkok, Iran dkk pastinya berimbas pada sikap AS berikutnya. Apalagi ekonomi Afghanistan sudah mulai membaik.
Beberapa DAM sudah dibangun, infrastruktur dan rekonstruksi istana Darul Aman yang berhasil dilakukan dengan swadaya masyarakat.
Dari semua itu dapat dimaklumi AS akan mengambil langkah drastik dan kurang menghargai posisi Afghanistan ketika keluar dari wilayah tersebut.
Ini bukan kali pertama AS melakukan hal tersebut.
Saat Obama ingin mengeluarkan pasukan AS dari Irak pada 2011, pihak AS juga melakukan hal yang sama di Irak dengan sedikit memberi angin kepada 'kaum Sunni'.
'Angin yang memabukkan' itu akhirnya mengkristal menjadi ISIS dan mau tak mau pemerintah Irak harus kehabisan tenaga untuk kembali menumpasnya.
Memang terdapat risiko yang besar saat AS 'menciptakan' ISIS ini yakni munculnya kekuatan Syiah di Irak yang tunduk ke Iran. Tapi risiko itu pula kemudian dibaca sebagai usaha AS menciptakan 'monster' Syiah berhadapan negara-negara tetangganya yang kebanyakan Sunni.
Maka dapat difahami mengapa akhirnya UAE, Bahrain, Maroko dan Sudan memilih untuk mengakui Israel. Arab Saudi bahkan kini lebih lunak ke Israel.
Kembali ke Afghanistan. Jika para pejabat di Afghanistan dan Taliban mengerti dengan permainan AS ini, maka sudah saatnya kedua belah pihak berusaha untuk berdamai menghindari pertumpahan darah.
Tapi berbagai pertemuan KTT Damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan baik di Rusia, Tehran bahkan di Doha tidak bisa menghasilkan kata sepakat. Akhirnya kedua belah pihak terjerumus ke proyek adu domba AS tersebut.
0 Komentar